Archive for September 2008
Selasa, 16 September 2008

Selasa, 26 Agustus 2008
Hari ini ada tabligh akbar menyambut Ramadhan. Panitianya adik kelas XI,,, aku dan para pengurus KDK DKM At-Taqwa memperhatikan ‘keriweuhan’ mereka,, mengenang masa2 kelas XI kami dulu,,, sebentar lagi kami akan regenerasi... Tabligh akbar ini memberi banyak hikmah bagiku... tapi aku heran, mengapa orang2 hanya memperhatikan acara ‘kabaret by JEBEW 808’, sedangkan pas acara tausyiyah-nya mereka pada ngantuk?! Ckckck,,,

Ya Allah,,, sampaikanlah aku pada bulan Ramadhan dengan sebaik-baiknya persiapan... dengan sebaik-baiknya penerimaan dari-Mu...

Oya, hari ini ada badminton!! Di 8, badminton merupakan substitusi bagi materi berenang, terutama bagi yang berjilbab (tapi suka ada aja yang malas berenang dan ikut-ikutan badminton). Tapi badminton hari ini sudah berhari-hari kami tunggu karena sudah dua kali diundur.

Sistem kali ini berbeda dengan waktu di kelas X dan XI. Sistemnya memakai pertandingan ganda putri setengah set. Tapi dasar, para manusia di sini (selain beberapa ‘anak baik’ seperti aku dan Phi) hobinya merebut giliran orang lain. Sehingga urutan pemakaian lapangan dan pemakaian raket (disediakan Bapak Guru) tidak terorganisir dengan baik. Ada yang baru saja datang sudah selesai lagi bertandingnya, padahal kami yang sudah datang dari tadi masih mengantri giliran. Nge-booking ke siapa pun sama saja. Ngantrinya panjaaaang banget.

Aku dan Phi sudah janjian akan bertanding dengan Tyr dan Ella (dua ‘orang baik’ sahabat Phi waktu kelas X, dan pernah sekelompok mentoring dengan kami). Kami sudah mem-booking giliran dan menunggu dengan setia karena kami ‘anak baik’, meskipun kalau diurutkan kami berada pada urutan ketiga. Tapi ternyata lapangan sudah ditempati oleh orang lain. Saat kami protes (aku yang protesnya mah), mereka bilang kalau lapangannya sudah di-booking mereka, sedangkan kami hanya dapat raketnya saja (itu pun hanya aku dan Phi). Mereka pun bertanding tanpa memedulikan kami. Aku pun melapor kepada Pak Iyus, guru olahraga kami yang dari tadi bolak-balik memberi pengarahan tentang cara bermain badminton yang baik kepada para siswi yang sedang dapat giliran bermain. Beliau menyuruh kami menunggu dan untuk sementara bermain di luar court/lapangan. Kami pun menurut, sementara Tyr dan Ella menunggu di samping.

Kami yang sudah memesan tempat lagi2 keduluan orang lain yang berkata bahwa sebelumnya mereka telah memesan. Aku pun melapor lagi kepada bapak dan bapak menyuruh kami menunggu dan beliau pun berkeliling lagi memperhatikan siswi yang lain. Kemudian giliran kami direbut lagi, aku pun melapor lagi. Bapak yang saat itu kebetulan berada di court timur yang baru akan dipakai oleh orang2 berprinsip nepotisme, yang dari tadi hanya memberikan giliran lapangan kepada rekannya sendiri, langsung menghentikan mereka dan menyuruh kami masuk court. Mereka pun protes dan langsung dijawab oleh bapak bahwa kami sudah dari tadi menunggu giliran, sedangkan mereka baru tiba di aula. Alhasil, akhirnya kami berempat pun bermain setelah menunggu giliran yang tak tentu selama 2 jam lebih. Selesai pertandingan, aku dan Phi berpamitan kepada bapak untuk pulang sambil mengucapkan terima kasih atas keadilan yang bapak berikan kepada kami. Bapak sempet curhat, “Heran, kok jadi KACAU begini!!” Dalam hati kujawab, “Karena perilaku tidak menjaga amanah dan sikap nepotisme masih mewabah pada bangsa kita,,, itulah sebabnya bangsa kita gak maju2...”

Tapi aku salut pada Pak Iyus, beliau adalah salah satu guru terbaik yang kudapatkan di kelas XII ini. Beliau gak cuman mengajar, tapi juga mendidik kami (prinsip yang juga selalu ayahku terapkan kepada muridnya, bahkan kepada aku dan adikku sebagai anaknya). Pak Iyus pandai bercerita, beliau selalu bisa mengekspresikan ceritanya dengan suara yang lantang dan mimik wajah yang lucu sehingga kami tak pernah bosan dan mengantuk mendengarkannya. Beliau guru olahraga yang baik dan unik. Di kelas, beliau selalu bercerita mengenai kehidupan, mengenai sikap kepada orangtua. Mengenai rencana masa depan. Pokoknya banyak deh! Meskipun kami semua tertawa-tawa saat mendengar cerita bapak, tapi kami bisa memetik hikmah yang terkandung dalam cerita2 bapak tersebut. Aku bangga digurui olehnya, aku juga tambah bangga karena aku kenal dengan anaknya, Jun, sang Ketua HI yang baik namun pendiam (karena pendiam, kadang orang bertanya-tanya, benarkah Jun anaknya Pak Iyus?).

Pulang badminton, aku dan Phi pulang dengan jalan kaki sambil mendinginkan kaki kami yang kelelahan... di rumah aku menceritakan perihal kejadian tadi di sekolah kepada ayah saat makan malam. Aku memang sangat dekat dengan ayahku daripada ibu meskipun dengan ibu pun aku juga dekat, sementara adikku lebih dekat ke ibu daripada ayah. Ayahku yang pendiam itu manggut2 dan tersenyum menanggapiku, sang anak yang cerewet ini. Ayahku yang bijak itu memang selalu membiarkanku bercerita panjang lebar tentang macam2 hal, yang pada akhirnya ayah akan memancingku tuk memberi hikmah bagi hidupku untuk selalu bersyukur kepada Allah SWT. Alhamdulillah... Terima kasih ya Allah,,, Engkau memberiku ayah seperti beliau...

Senin, 25 Agustus 2008
Seminggu lagi Ramadhan!!! Apa saja yang sudah kupersiapkan yach?? Aku list dulu dech di binder-ku!! Binder yang selalu kubawa ke mana pun berdampingan dengan Al-Quran di dalam tasku dan di dalamnya ada setengah dari hidupku, yang hanya aku yang mengerti bagaimana cara membacanya. Kuberitahu sedikit rahasianya,,, sisi depan dan belakang binderku berbeda, jadi kalau baca bolak-balik gakan nyambung!

Hari ini Diet masih belum masuk,,, aku jadi sebangku dengan Phi selama beberapa hari ini. Selama gak ada Diet, kami berdua jadi rada ‘kurang waras’... Tapi karena kami inget dia, kami langsung jadi ‘nyadar diri’. Jadi senyum sendiri, si ‘anak normal’ itu dikelilingi orang ‘aneh’ seperti aku dan Phi.

Gak tau kenapa, Allah sudah menjodohkanku untuk berkawan dengan makhluk bernama Phi ini kayaknya mah. Asli, awalnya kuanggap dia saingan ‘elite’. Dari kelas X kami sekelompok terus dalam mentoring, hafalan qurannya paling banyak di antara kami. Dia selalu punya materi yang menarik saat kultum,,, tapi aku gak pernah akrab sama dia meskipun sekelompok mentoring, bahkan namanya pun sering lupa (pernah waktu kelas X dulu aku disuruh manggil dia, eh aku malah nanya, “Tolong panggilin Fitri donk!” ke dia sendiri). Orangnya jarang bicara,,, pokoknya aku segan sekali padanya.

Kelas XI, aku ternyata sekelas dengannya... Kesel, dia malah duduk sebangku dengan teman yang udah janjian duduk denganku. Aku gak ngajak kenalan dengannya pas hari pertama di kelas karena pundung. Aku pun berkenalan dengan Diet yang ternyata sama2 orang Palembang. Kami cerita banyak tentang keluarga. Diet yang udah kenalan dengan Phi, ngajak Phi dan aku berkenalan. Setelah saling berjabat tangan, kami berdua salting dan berkata, “Bukannya kita satu kelompok mentoring ya?!” Bisa dibilang, kami tuh dekat di mata, jauh di hati...

Lalu pada suatu hari, dia dan Diet sedang ngobrolin anime Naruto. Aku yang sedang lewat dekat bangku mereka (entah kenapa, mereka jadi sebangku) ikutan nimbrung. “Kalian suka anime juga?” Eh, ternyata mereka lumayan suka anime dan kayaknya emang baru berminat pada anime. Akhirnya, si ‘aku’ yang cerewet dan lumayan tau banyak tentang anime gara2 dulu suka bareng2 sama anak2 cosplay “S.E.E.D.” di SMP dan kebawa jadi suka banget anime dan cinta sama yang namanya ‘Kakashi’ ini langsung nyerocos nyerita macem2 tentang Naruto. Mereka berdua yang awalnya cuma tau nama tokoh aja di Naruto, jadi makin tertarik untuk mendalaminya...

Beberapa bulan kemudian,,, aku promosiin Bleach ke mereka (sebelum ada di TV lho, jadi mereka emang baru tau) dan mereka jadi tertarik... Kami jadi makin sering ngomongin anime macem2... Beli merchandise-nya,,, tapi mereka suka pergi berdua, dan aku dikasih gantungan Kakashi, tokoh favoritku, ama mereka...

Beberapa bulan kemudian,,, aku nawarin lagi anime ke mereka: D.N.Angel. Mereka juga jadi lumayan suka... Dipikir-pikir,,, aku teh asa jadi sales anime ya?!

Tapi gak juga denk! Karena kali berikutnya Phi yang nanyain, “Tau ‘Death Note’ gak?” Eh, ternyata dia suka juga!! Jadi weh kami ngomongin Death Note,,, Aku suka tokoh L, sementara Phi suka Kira yang merupakan musuh L,,, jadi kami saingan lagi.... Sedangkan Diet gak mau ambil pusing dan jadi milih keduanya.

Aku suka sama soundtrack2 anime,,, eh, ternyata Phi juga suka nyanyi. Alhasil kami jadi suka berburu lagu2 Japan kesukaan kami beserta teksnya masing2,,, soalnya kadang selera kami beda... Phi ternyata suka sama lagu rock yang ‘metal’ abis...

Tiap Minggu malam, jam 7-9, aku rutin ngedengerin Garuda FM, di mana acaranya yaitu tembang2 anime... Aku promosiin lagi ke mereka, tapi Phi jarang ngedengerin,,, Diet yang sering... Suatu hari, ada pengumuman acara J-Fest. Aku promosiin lagi ke mereka. Dua2nya tertarik,,, tapi Phi yang bener2 pengen ikut, Diet gak diizinin ortunya, sementara aku yang tau duluan malah belum izin sama sekali. Jadinya pas Phi minta dianterin beli tiket, aku-nya mah belum beli.

Terus aku ngajakin sobatku Lexy yang ‘Japanese’ banget. Kami suka saling tuker informasi tentang Naruto, Bleach, D.N.Angel, Death Note, dll. Dia pinter B.Jepang, terus koleksi film anime-nya lengkap. Pas aku ajakin ke J-Fest, dia langsung meng-iya-kan.

Alhasil, kami pun pergi bertiga ke J-Fest. Tapi geuleuh, aku sering dicuekin mereka berdua. Lexy sibuk memfoto macem2,,, sementara Phi keasyikan ngobrol dan smsan juga teteleponan dengan ‘Tupai Lebai’-nya....

Di mentoring, kalau pas lagi sharing2, aku sering banget nyerita tentang FAS, tentang kawan2ku di FAS, tentang kawan2ku para akhwat yang suka ngumpul bareng di masjid pulang sekolah waktu SMP. Eh, gak taunya, ternyata Phi punya kenalan di FAS, yaitu ketua FAS sendiri, Yusal. Ckckck,,, dunia sempit ya, kalau dilihat dari sudut pandang seperti ini.

Yah,,, awalnya dari anime... itulah yang membuat kami kompak. Akhirnya aku jadi tau, Phi itu sifatnya rada2 mirip aku, meskipun aku gak mau disama-samain dengannya. Diet sering bilang kalau kami ‘kembaran’, tapi suka kami sangkal. Aku baru tahu, kalau ternyata kami berdua sama2 suka ‘bertualang’ dan sama2 histeris,,, padahal aku kira dia ‘kalem’ banget. Tapi aku jadi mengerti satu hal,,, kita harus bisa memahami orang lain jangan hanya dari ‘pandangan pertama’ (sebelumnya aku pernah nulis hal ini kan,,) Ternyata justru hal yang bikin kami bersahabat adalah: kesamaan2 yang tak terduga,,, sehingga kami saling berusaha menjadi yang terbaik dari yang lainnya (biar gak disama-samain maksudnya mah).

Di kelas XII ini, kami sekelas lagi karena kelas XI gak dipecah lagi, gara2 Phi dan aku jadi akrab, malah Diet sering terlupakan. Kami suka ngobrolin macem2, mulai dari anime, pelajaran, keluarga, almamater, masa kecil, kebiasaan ‘aneh’, tapi aku paling suka kalau kami udah ngobrolin masalah Islam. Phi yang almamaternya MTs Zakaria, dan aku yang hidup dalam keluarga yang ‘Islami’ banget sering bertukar pendapat. Sementara Diet yang gak pernah punya pengalaman di organisasi ke-Islaman ngngguk2 ngedengerin... tapi kalau kami udah ngomongin yang aneh2,,, dan mulai ‘menggila’, Diet selalu ngingetin kami. Fiuhhh,,, Diet, kami jadi kangen,,,

Balik lagi deh ke tanggal 25 September 2008,,,

Hari ini ada ulangan PKn,,, aku gak belajar terlalu banyak,,, aku cuman belajar dari catatanku karena belum beli buku paket. Tapi alhamdulillah, aku sebangku dengan Phi yang otaknya encer,,, sebelum bel, kami sharing2an dulu,,, aku jadi merasa bodoh kalau dia lagi kayak gitu... Tapi gapapa, karena si ‘bodoh’ ini ingin pintar! Alhamdulillah pas ulangan, ternyata hal2 yang tadi kami diskusikan banyak yang keluar.

Selesai ulangan PKn, kami ulangan PAI (Pendidikan Agama Islam). Kami ulangan tentang tajwid, dan langsung periksa saat itu juga. Alhamdulillah aku dapat 100! Sedangkan Phi dapat 97, hanya salah satu! Dia manyun2 terus ke aku,,, ngiri tuh...

Habis itu, ada praktikum biologi bab metabolisme tentang enzim katalase. Kami praktek dengan ati ayam. Hikk,, geli ngeliatnya, ati ayamnya ‘berdarah-darah’,,, Phi terus2an ngetawain, dan dia ngebanggain kalau suatu saat insya Allah dia akan berhubungan terus dengan ‘hal2’ semacam itu, karena dia ingin jadi dokter. Tapi da gimana,,, aku penasaran banget soal praktikum ini,, kuanggap ati ayam yang sedang kuhaluskan itu adalah bubur tanah yang suka aku mainin pas SD dulu,,, tapi gak bisa! Jadinya kuanggap aku sangat menyukai hal2 ‘berbau’ darah!

Di akhir praktikum, kami kangen lagi sama Diet,,, soalnya biasanya dia suka cerewet soal kami yang suka berbuat ‘aneh’ dalam praktikum...

Jumat, 22 Agustus 2008
Ternyata komputerku beneran rusak!! Jadinya cuman bisa buka WordPad dan Windows Media Player... Tapi novelku gak bisa diteruskan... aku pun ngesms ketiga ‘abang’ku di FAS tentang keisengan yang membuahkan petaka itu,,, dan mereka bertiga pun menanggapiku aneh,,,

Yusal ‘Pak Ketu’ : “Dzigh...” (jawaban yang singkat tapi ‘dalem’,,,);
Aldi ‘Kakek’ : “Tidak adakah mainan yang lebih ‘sehat’?!” (asosiasi yang tepat!);
Birza ‘Rival Sejati’ : “Caranya maenin virus gimana?!” (gak ngerti nih,,, dia bingung atau menyalahkan diriku??)

Ckckck,,,

Alhamdulillah, mereka bertiga masih perhatian. Allah menganugerahiku dengan sahabat2 terbaik yang tak lekang dimakan zaman,,, termasuk mereka bertiga.

Mulai dari SD,,, aku punya sahabat banyaaak banget, karena kepopuleranku sebagai juara umum di sekolah, tapi yang paling ‘ngena’ itu adalah para cowoknya yang sering ngajakin aku maen bola dan kadang manggil aku ‘Sayang’ sampai sekarang. Bukannya genit atau gimana,,, tapi mereka iseng menggodaku yang dulunya tomboi sekarang malah ng-akhwat. Maen bola masih aku ladenin, tapi panggilan aneh itu suka gak aku gubris sampai mereka manggil aku dengan nama asliku. Sedangkan para ceweknya, kebanyakan sudah pada terkena VMJ!! Kalau kami ketemu, mereka nanya2 soal pacar, kecengan, dan semacamnya. Dan mereka malah nyuruh aku pacaran! Astaghfirullah!! Aku jadi gak nyambung kalau ngobrol dengan mereka... kalau ngomong aku jadi takut salah, soalnya mereka rata2 pada pundungan.. Ya udah, waktu reunian, aku maennya sama para cowok.

Alhamdulillah kami masih nyambung, terutama karena mereka selalu ngegodain dan berusaha bikin kesel diriku, sang mantan KM yang super galak. Aku dulu sering bikin nangis para cowok nakal yang suka bikin onar di kelas. Pernah juga aku memimpin para cewek untuk menantang para cowok bermain sepak bola,,, meskipun pada akhirnya hanya aku dan seorang gadis tomboi yang sampai sekarang (astaghfirullah...) penampilannya masih seperti laki2. Tim-ku pun menang. Sedangkan aku, yang pas masuk SMP langsung berjilbab langsung diledekin, “Wah, si Hera sekarang udah jadi perempuan!!” Apaan sih, dari dulu juga aku perempuan! Cuman gara2 aku galak dan suka main bolalah aku disebut tomboi. Padahal kalau di rumah (tanpa saudara sepupuku, tentunya), mainanku adalah boneka2 dan rumah2an yang punya cerita bersambung setiap harinya.

Aku kagum pada teman2 cowokku. Pas kami semua bersalaman, aku langsung menangkupkan kedua telapak tangan di depanku, mereka pun ikut2an dan berkata, “Oh, kalau salam ke Hera sekarang, gini, yah!” Yang bikin aku kagum sama mereka, yaitu karena mereka bisa menghormati prinsipku,,, tapi dasar, sama cewek2 yang lain, masih aja ‘baragajul’! Tapi aku tiis2 aja tuh sama sepupu jauhku, Yadi (orang2 tak menyangka kami bersaudara). Dulu aku sering berkumpul bertiga mendiskusikan macam2 obrolan anak SD, kami bertiga, yaitu: aku, Yadi, dan Haerul.

Haerul adalah seorang teman cowok sainganku di kelas, orangnya mirip banget dengan sainganku nanti di SMP kelas dua (Birza)... Dia jadi tinggi sekarang. Padahal dulu sering kuejek pendek dan pada suatu hari dia berkata padaku, “Lihat saja, SMP nanti, aku akan lebih tinggi darimu!” Benar saja hal itu terbukti, aku kualat!! Ada juga sainganku yang lain,,, yang pas ujian sekolah dulu berusaha nyontek padaku namun tak kuberi, namanya Dimas. Pulang ujian, dia menonjokku di jalan. Kubalas tonjokannya, dan dia pun langsung menangis dan berlari pulang... pas reuni dia kompakan dengan Dede, yang mengusulkan reuni ini, untuk menjahiliku. Mereka menantangku maen bola, sementara aku memakai rok. Mereka menggodaku yang tak bisa merebut kembali bola yang mereka rebut dariku. Jahil ya!!

Beranjak ke SMP, di kelas 1 aku punya sahabat2 yang berawal dari kelompok belajar iseng yang kami buat, sempet kami mau bikin lambang kelompok dan juga namanya. Tapi pada akhirnya kami hanya jadi kelompok belajar biasa saja. Kami, yaitu: aku, Yogi (teman sebangkuku di semester dua yang jahilnya minta ampun), Shafarina (si kecil yang pintar matematika), Wizar (temanku yang sudah menjadi sahabatku sejak kami bertemu pada lomba murid teladan waktu kelas 5 SD), Dewi Ayu Kencana Ungu (biasa disebut D.A.K.U., namanya unik, seperti nama putri Majapahit), Yura (yang suaranya lucu), dan terakhir Tatika (si jangkung yang gayanya mirip lelaki). Tapi kelompok ini tak bertahan lama setelah kami semua saling berbeda kelas di kelas 2 dan 3.

Tapi banyak sekali kejadian unik dalam kelompok kami ini, terutama aku dan Yogi. Kami sering beradu mulut macem2, gara2 dia sangat usil. Aku curiga, jangan2 dia ketularan sifat usil dari monyet peliharaannya (aku lupa nama monyetnya! Sori, Gi...). Pernah kami mendadak kompak,,, yaitu saat kami berperang lempar2an kulit dan biji jeruk sunkist dengan guru matematika kami yang suka ngabodor dan sangat usil, Pak Lalan Tarlan Takhrudin (buat yang cadel, jangan keceletot salah nyebut namanya yah!), yang merupakan salah satu dari guru2 terbaik yang pernah kudapatkan. Beliau selalu memberi pelajaran moral di sela2 pelajaran. Salah satu contohnya (yang tak pernah kulupakan), pada saat beliau menerangkan tentang variabel berkoefisien 1, koefisien 1 tak usah ditulis, karena Yang Maha Satu itu sudah pasti ada, meskipun kita tidak bisa melihat dan merabanya. Kita wajib meyakini bahwa Tuhan Yang Maha Satu itu memang ada...

Saat itu Pak Lalan sedang makan jeruk sunkist kesukaannya di kelas. Jeruk itu beliau dapatkan dari keusilannya yang menuntut para murid baru di kelas untuk membawakan masing2 2 butir jeruk sunkist untuknya. Murid baru di kelas kami ada 3 orang, tentu saja ‘tangkapan’nya jadi banyak, 6 buah!! Bapak yang sedang makan itu digodai oleh Yogi yang sama2 usil (aku dan Yogi duduk 2 bangku di depan meja bapak), bapak yang usil pun melempar Yogi dengan kulit jeruk yang malah nyasar mengenai diriku. Yogi melempar balik kulit jeruk itu dan bapak membalas lagi. Karena aku terus2an ikut2an kena, aku jadi ikutan ‘perang’, tapi masih ‘maceuhan’ Yogi. Teman2 sejajaran kami pun ada yang terkena dan kami semua kompak memakai jaket sebagai tameng. Karena kesal, akhirnya bapak mendekati Yogi dan melemparkan biji jeruk yang baru dikeluarkannya dari mulutnya (hiii,,, jorok!). barulah pada saat berganti jam pelajaran, ‘perang’ itu usai dengan Pak Lalan sebagai pemenang karena berhasil menyembur Yogi dengan biji jeruk dari mulutnya (asli! ‘perang’ ini jorok banget!).

Di kelas 2, teman2 mulai berkubu-kubu, tapi aku masuk ke manapun. Di kubu dominan, aku berkawan dengan: Ana (akhwat berkerudung yang ramah dan banyak temannya), Tiva (si akhwat yang belum berkerudung, tapi jangkung berkacamata), Lavenda (akhwat yang rada tomboi dan belum pake kerudung juga), Riez (anak cheer yang cantik banget), Retno (yang sipit dan putih banget), Mizuha (yang kalem tapi baik), Rahma (anak Te-Do yang tinggi). Di kubu minor (yang sering tersisihkan di kelas), aku berkawan dengan: Ries (anak baik yang rankingnya ke satu dari belakang, tapi dia setia kawan), Alisa (si centil yang merasa mirip mariah carey), dan Paulina (murid pindahan yang wajahnya mirip stroberi), Ayu (si kecil keriting yang suka main biola), dan Ami (gadis berkerudung yang badannya paling kecil di kelas, tapi dia sering juara aritmatika). Di kubu ‘anak aneh’, aku berkawan dengan para ‘cowok aneh’ di kelas: Anto (si dakocan,,, dari dia, secara gak langsung aku dapat hikmah tentang arti cinta,,,), Reza (si ‘rambut palem’ yang mirip Harry Potter tapi cerewet), dan Naufal (teman sebangku Reza, anggota rohis, dan suka balapan tilawah denganku).

Waktu di kelas 2, aku benar2 malang,,, aku sempet hampir kena VMJ, terus tanpa alasan jelas, teman2 dari kubu minor menjauhiku. Ada yang bilang, mereka seperti itu karena aku terlalu dekat dengan Reza, kecengannya Ana. Padahal aku gak ada apa2 dengan Reza!! Justru aku dekat dengan Reza gara2 dia adalah sahabat Anto, cowok aneh yang gak tau kenapa aku bisa ‘suka’ padanya. Meskipun pada akhirnya kami ‘putus’ karena prinsipku yang gak mau pacaran dan malah ngasih artikel2 tentang hukum pacaran dalam Islam padanya dan terutama karena dia yang tiba2 ‘nembak’ cewek lain di kelas 3.. Yah,,, masa lalu memang menyimpan banyak hikmah, salah satunya adalah untuk tidak kuulangi (yang jelek maksudnya mah) lagi di kehidupanku yang sekarang.

Tapi pas kemalanganku itulah, aku tiba2 dapat hidayah untuk masuk rohis. Namanya ROHANI-554. Mulanya aku iseng diajakin mentoring oleh salah seorang dari kubu dominan. Tapi pada pertemuan pertama itulah aku langsung jatuh hati pada ROHANI. Aku jadi punya sahabat baru seperti: Vera (gadis loyal yang pandai bahasa Jerman), Salita (pecinta Gundam yang rumahnya ternyata dekat denganku), Nawang (pecinta Manchester United yang sama2 ikut ITSAR denganku), Emma (sahabat Vera yang suaranya indah banget, apalagi pas tilawah), Lele (pecinta anime yang juga se-ekskul denganku di PeMa – Pewarta Lima, ekskul jurnalistik di 5), dan masih banyaaak lagi sampai aku gak bisa nyebutin lagi semuanya. Saat aku sedang patah hati, mereka semua mengajakku bangkit tuk mencari cinta hakiki, cinta dari Allah semata...

Terus di semester dua juga aku ditawarin oleh guru untuk ikutan olimpiade. Dari olimpiade itu aku dapat sahabat baru: Birza (sainganku di kelas, yang baru kusadari bahwa dia juga anggota ROHANI), Aldi (ikhwan populer yang pandai main biola, banyak temenku yang ‘ngeceng’ dia, namun pada akhirnya dia masuk ROHANI juga), Yusal (ikhwan jenius fisika yang baru kusadari bahwa dia ternyata adalah ketua ROHANI), Cantika (seorang cewek pintar yang sering curhat padaku tentang kecengannya, dia juga anggota PeMa), BJ (baca: Bi-Jei, sekretaris MPK yang juga ketua PeMa). Yang pada akhirnya aku dan 3 ikhwan itu mendirikan FAS (Fisikawan Angkat Senjata) dan merekrut kedua cewek di atas.

Di kelas 3, sahabatku nambah lagi... Dan aku merasa benar2 bahagia di kelas 3 ini... Bahagia banget,,, secara pribadi.... masa2 terindahku sampai saat ini masih ada pada masa2 kelas 3 SMPku...

Sahabat baruku: Anggota geng ceriwis: Manda, Nurul, Dila, Icha, Gina (ternyata dia adalah anak dari sahabat sekaligus saingan ayahku di PGA dulu!), dan Nie (yang awalnya aku gak suka sifat dia,,, tapi akhirnya aku bisa mengerti apa yang membuat dia seperti itu,,, saat aku bisa memahaminya,,, aku malah merasa ingin jadi sahabat yang terbaik untuknya),,, Terus nambah juga dari anak2 band Theu Voogoeh, anak2 cosplay Gundam, anggota ITSAR, banyak deh!!

Di SMA,,, sahabatku banyak banget,,, mulai dari anak ekskul (DKM, HI, 8EC, KKS), teman sekelas, bahakan temen ‘raramean’, susah kalau disebutin satu per satu,,, tar blog-nya malah penuh dengan nama2 mereka donk... hehe... tar yang punya blog-nya kalah eksis donk... alah,,,

Intinya,,,
Persahabatan akan muncul selama kau berusaha untuk memahami orang lain tanpa menuntut orang tersebut mengerti sepenuhnya tentang kita,,,
Persahabatan akan muncul selama kau berusaha untuk memberi bagi orang lain tanpa menuntut balasan apapun bagi kita,,, selain ridla dari Allah SWT...

Sementara permusuhan bisa muncul kapanpun kau lengah dan jauh dari Allah SWT,,, selama kau mengharap timbal balik dari apa yang kau lakukan,,, selama hatimu penuh dengan prasangka buruk tanpa mau mengerti dan memahami hikmah dari kehidupan ini,,,

Ya Allah,,, lindungilah sahabat2ku dan berilah kebahagiaan bagi mereka,,, semoga kami bisa kembali bertemu di Jannah-Mu dengan sebaik-baiknya pertemuan... Aamiin...

Rabu, 20 Agustus 2008
Gak tau kenapa,,, hari ini ngerasa stress aja,,, mungkin karena capek habis pelajaran olahraga ya?? Atau karena kemaren, yang nyasar2 di Margahayu?? Atau karena kemaren2 gantungan hape ‘Kakashi’ku yang merupakan hadiah ulang tahun dari ayahku baru aja hilang?? Padahal tadi sempet keketawaan sama temen2 sekelas,,, Tiba2 aku ingin nyanyi lagu Houki Boshi...

moshi atashi ga houkiboshi ni nareta naraba
sora kakenuke tonde iku kitto
kanarazu todoku ko no isshun no hikari de
anata no IMA terashi sora o megurou
atashi ga houkiboshi ni nareta naraba
kitto soba ni ite ageru, donna toki mo

Gak seperti biasa,,, aku langsung pulang ke rumah dengan wajah yang tak berseri-seri seperti biasanya... Padahal kan biasanya ‘heboh’,,, Tapi hari ini aku banyak merenung... Keluar dari kelas, aku menatap masjid sekolah,,, entah ada berbagai macam perasaan yang berkecamuk dalam hatiku,,, 11 hari lagi Ramadhan...

Tapi di rumah,,, ayah menyambutku dengan installer office untuk komputerku (maksudnya mah komputer di rumahku). Soalnya kemaren2 komputerku kena virus, jadi windows-nya harus di-install ulang. Tapi karena aku gak punya installer office, jadi baru bisa nge-install sekarang, setelah ayah pinjam CD ke temennya yang merupakan guru komputer di sekolah ayah. Beliau menungguku pulang karena ingin membiarkanku untuk meng-installnya sendiri. Ayahku sungguh bijak, beliau selalu membuat aku dan adikku untuk belajar sendiri agar kami lebih paham dan lebih bisa mengaplikasikan ilmu dan pengetahuan yang kami dapat dalam kehidupan sehari-hari. Apalagi saat ini ayah tahu kalau aku sedang meneruskan novel dan blogku.

Ternyata, selain ada installer office, ada juga file2 dalam bentuk flash yang lucu2 di dalam CD itu. Aku dan adikku yang penasaran iseng nyobain semuanya, ada sekitar 20 file kami klik. Kayak ada perasaan gak enak,,, tapi kami lagi keasyikan mainin program2 flash di situ. Pas tinggal beberapa file lagi untuk dilihat-lihat, aku baru nyadar kalau file2 itu adalah file yang sering teridentifikasi sebagai virus oleh antivirus. (dengan kata lain, file2 tersebut memang virus, kami tidak menyadarinya karena belum menginstall antivirus di komputer) Aku menyadarinya karena dulu flashdisk-ku sering terkena virus2 kecil seperti itu. Tapi bingung nih,,, tadi dah berapa virus ya, yang udah kami ‘mainin’?? Karena itu kumatikan saja komputernya,,, kuberdoa dalam hati,,,, mudah2an komputerku tak kenapa2... Aamiin...

Senin, 08 September 2008

Selasa, 19 Agustus 2008
Apa yang identik dengan hari Selasa?? Tentu saja jawabannya: FISIKA!! Hari ini dibagikan hasil ulangan minggu lalu. Aku harus puas dengan nilai 76 karena ikhtiarku memang gak terlalu maksimal. Aku gak belajar dengan bener pas malamnya, karena lelah habis bersibuk-sibuk di siang hari. Sebenernya aku tidur jam 12an, biasa,,, insomnia. Tapi insomniaku kali ini gak efektif, catatan2 dan buku paket serta latikan soal yang kujejerkan tak berhasil masuk ke otakku. Tapi alhamdulillah, karena sebelum2nya aku rajin nyatet2 di binder, aku lumayan mengerti tentang bab osilasi ini.

Tapi aku bisa sedikit berbangga karena Phi remed. (alah,,, ceritanya bersenang-senang di atas penderitaan orang lain nih!) Soalnya aku nganggap Phi sebagai sainganku juga. Ulangan biologinya lebih besar 9 poin dariku, aku rada kesel juga meskipun kami sama2 gak diremed. Ya terang aja lah,,, Phi kan anak olimpiade biologi. Kalau udah ngebicarain masalah biologi,,, pasti dia langsung nyerocos macem2, cita2nya aja jadi dokter,,, satu cita2 yang takkan pernah kusentuh karena aku tak mau berurusan dengan hal2 berbau darah...

Diet hari ini gak masuk, katanya kemaren dia pusing2 dan muntah2. Berarti ada kemungkinan dia kena gegar otak... Wah,,, pasti gara2 kehebohanku dan Phi kemarin nih... Astaghfirullah,,,

Gak ada Diet yang selalu mengingatkan kami,,, aku dan Phi jadi heboh sendiri. Hari ini kami membahas penampilan kabaretnya Phi. Oya, Phi bilang, bahwa sebelum mereka tampil, K’Deni berpesan, “Jangan MALU, apalagi sampai MALU-MALUIN!!” Dzighh!!! Kata2 itu seakan-akan meruntuhkan motto aneh yang disusun oleh aku dan Phi, “Lebih baik MALU daripada MALU-MALUIN!!”

Saking kangennya sama ‘sobat normal’ kami, kami pun berencana menengok Diet, tapi mau kami buat surprise. Takut Dietnya lagi gak di rumah, kami nanya dulu ke P’Komar dan bilang kalau kami mau nengok. Pulang sekolah, kami ke Griya Buah Batu (kan deket!) buat beli buah2an dan cemilan. Di depan Griya kami beli jajanan favorit kami: pisang aroma! Karena belum makan siang, kami jadikan pisang aroma itu sebagai makan siang kami di angkot sumpek yang kami naiki. Di angkot, ternyata aku bertemu dengan guru SDku, sekaligus ibu dari teman sekelasku waktu SD dulu. Beliau menanyakan kabarku dan tentu saja, jurusan apa yang kutuju. Karena aku jawab bahwa aku masih bingung memilih (lagian UAN aja belum,,, dulu juga waktu kelas 3 SMP aku belum memutuskan akan ke mana sebelum dibagi hasil UAN), beliau menyarankanku untuk masuk STAN. Masya Allah!! Dengan sopan kutolak usulnya, karena aku gak suka hal2 berbau uang! Emang sih , kalau masuk STAN, insya Allah keuangan terjamin, karena lulusannya langsung jadi pegawai negeri! Tapi aku gak mau!

Setelah ibu guruku turun, aku dan Phi membusuk padiem-diem di angkot, rumahnya Diet jauh sih, di daerah Margahayu Raya! Kami jadi kelamaan di angkot (sejam bo!!), dan karena capek kami cuman saling pandang aja di angkot sambil senyam-senyum gak jelas. Setelah turun dari angkot, kami masih harus berjalan jauh sekitar sejam-an untuk sampai di Jalan Uranus, di rumahnya Diet. Barusan di angkot Diet miscal ke hape kami. Ada apa ya??

Petualangan baru pun dimulai. Di perjalanan yang melewati pesantren, sawah, peternakan, lapangan rumput itu kami merasa bebaass sekali!! Udah lama kami gak ke daerah kayak gini... Aku dan Phi jadi ingat masa lalu dan cerita2 tentang masa kecil kami. Saat di SDku dulu masih dikelilingi sawah2 dan kebun2, sebelum akhirnya sekarang hampir semuanya telah musnah menjadi perumahan.

Aku anaknya tomboi, kalau main seringnya dengan cowok (salah satu faktornya adalah karena sepupu yang sebaya denganku semuanya cowok! Jadi dari kecil aku mainnya sama2 mereka terus, main mobil2an, pistol2an, polisi2an, adu tepuk kartu, ‘PowerRangers’2an, sepakbola, kucing2an, dsb.), aku pernah manjat pagar sekolah yang tingginya 3 meteran, pernah manjat pohon karet dan beringin depan sekolah. Aku juga pernah memimpin segerombolan anak ‘badung’ di kelas untuk mencari dedaunan sebagai tugas dari sekolah. Dasar anak nakal, kami malah keasyikan bertualang di daerah sekitar sekolah. Tapi yang paling aku jauhi yaitu sungainya yang padahal letaknya paling dekat sekolah, aku tidak terlalu nakal sampai harus bermain di sekitar sungai samping sekolah yang deras dan kotornya minta ampun karena warga sekitar tak berperike’sungai’an. Alasannya, karena ibuku melarangku bermain ke sungai, takut terjatuh, karena di sana sering terjadi kecelakaan. Jadi, petualangan terjauhku di daerah sungai, yaitu di daerah pepohonan sekitar sungai. Di sana aku memetiki beri2an yang kalau buahnya pecah maka akan muncrat berwarna merah seperti darah. Aku suka iseng menjahili temanku dengan darah palsu itu (kualat kali ya,,, karena sekarang aku jadi agak ‘geli’ ngeliat darah). Selain itu, dari sana aku juga memandangi teman2ku yang sedang memandangi arus sungai dari jembatan Encon yang saat itu belum diplester sehingga kalau ada kendaraan lewat maka akan membuat heboh kayu2 penyusunnya yang membuat orang2 was2 takut jatuh kalau lewat situ. Katanya, mereka melihat kepala babi yang merupakan kepala babi ngepet dan juga potongan kaki manusia mengambang di sungai itu. Sebenarnya aku penasaran ingin melihat, tapi aku tak mau melanggar pesan dari orangtuaku. Lagipula, kurasa pasti kepala babi dan potongan kaki itu tak ada, karena teman2ku suka membual agar dapat banyak teman untuk diajak ‘bertualang’ bersama,,, kebiasaan anak2 SD...

Phi yang almamaternya di MTs Zakaria itu juga cerita2 petualangan2 serunya dulu di sawah2 dan kebun2 di sekeliling sekolahnya. Terus juga tentang rumah neneknya di Karawang... Eh, tiba2 mulai ngaco deh, makhluk yang satu ini. Tiba2 dia ngekhayal kalau si ‘Tupai Lebai’ pergi ke Karawang untuk ‘menjemput’nya. Tiba2 dia ngekhayal seandainya dia nanti menikah dengan si ‘Tupai Lebai’. Awalnya aku ikut2an nimbrung, tapi karena makin ngaco, aku mempercepat langkahku dan pura2 tak kenal dengannya. Phi mulai ‘gak waras’ lagi nih! Kukatakan padanya kata2 khas yang biasa diucapkan oleh dirinya sendiri, “Jangan lebai, dech!!” Eh, dianya malah senyam-senyum tupai gak jelas. Ckckck,,,

Pas sampai di daerah komplek, Phi yang katanya masih ingat letak rumah Diet, mendadak lupa harus berbelok ke mana saat kami sampai di tempat yang ‘bersimpang-simpang ria’ (maksudnya penuh simpangan, gitu,,,). Kami pun nyasar,,, Kali ini kutepiskan motto “lebih baik malu daripada malu-maluin”, kuberanikan diri bertanya pada ibu2 yang kayaknya baru pulang dari pengajian. Beliau2 memberitahu kami jalur2nya. Tapi karena ribet, kami nyasar lagi. Kali ini giliran Phi bertanya pada tukang bakso yang sedang nangkring. Tapi dasar, jawabannya ngaco. Saat kami tanya alamat P’Komar yang ketua RW di sini, dia malah nunjukin rumah Dokter Komar anak seorang ketua RW. Kami kukulilingan lagi. Aku pun nanya lagi ke seorang ibu yang sedang mengangkat jemuran, akhirnya beliau menunjukkan jalan dengan jelas dan gamblang! Alhamdulillah, rumahnya Diet ketemu juga!!

Di teras rumahnya, ibunya Diet dan beberapa orang ibu2 yang keliatannya habis menjenguk Diet (maklumlah,,, anaknya Pak RW, jadi banyak yang nengok) sedang duduk2. Ibunya Diet langsung mempersilakan kami masuk saat melihat kami. Kami pun disambut oleh Diet yang keliatannya sudah menunggu kami dari tadi. Kami langsung diajak ke kamarnya dan dia langsung nyerocos nanyain kami ke mana aja. Soalnya tadi P’Komar nelepon kalau kami akan menengok dan ternyata kami tiba jauh dari waktu yang diperkirakan. Wah, gak fair nih! Tadinya kami mau buat kejutan, tapi P’Komar malah bilang2! Gak asyik!

Kami pun nyerita2 tentang kabar di sekolah, terus juga nanyain kabarnya,,, Diet itu orang yang pandai nyembunyiin perasaan, pas kami nengok dia ketawa2. Padahal katanya otak kirinya kebentur rada parah, ada yang menyarankan untuk di-rognten, tapi tak dilakukannya... Kemudian sampailah cerita kami pada ‘kegilaan’ kami tadi di perjalanan. Baru juga aku cerita tentang khayalan aneh Phi tentang ‘Tupai Lebai’ kepada Diet, si Phi malah main2in samping batiknya Diet. Samping itu dia gelar di atas kepalanya kemudian dipakaikan juga ke atas kepala Diet yang duduk bersebelahan dengannya. Jadinya mereka nampak seperti sepasang pengantin. Diet yang nyadar langsung menjauh. Hi,,, Phi makin kurang waras! Giliran aku yang lengah, dia melakukannya padaku! Maaf Mbak, saya masih normal!! Ternyata sampai segininya pengaruh yang diakibatkan oleh seorang makhluk bernama ‘Ganjar’!! Ckckck,,,

Pukul setengah 6 kurang, aku dan Phi pun beranjak pulang. Saat baru akan memakai sepatu, Phi yang lagi ‘kurang waras’, yang duluan pake sepatunya, malah pake sepatu gunung-ku! (kalau ke mana2, aku sering pake ‘sepatu gunung’ cowok. Gak tau kenapa, asa nyaman aja makenya) Sepatu kets-nya Phi yang gak cukup di kakiku (kecil2 juga, ukuran kakiku jebrag lho!) kutendang-tendang. Phi makin ngaco ah! Diet jadi ketawa2 ngeliat ulahnya. Phi yang entah nyadar atau enggak itu hanya tersenyum tipis tanpa ekspresi dan menukarkan kembali sepatu kami dengan tiisnya. Masya Allah, Phi kenapa sih?!

Aku baru sampai rumah jam setengah 7. Ayah dan ibu menasehatiku bahwa tidak baik kalau seorang gadis belum pulang ke rumah saat maghrib. Aku pun meminta maaf atas kekhilafanku, karena emang biasanya aku gak pernah pulang terlalu sore! Setelah sholat dan makan malam, aku pun tidur lelap karena kelelahan....

Senin, 18 Agustus 2008
Hari ini libur nasional,,, tapi karena gak ada kerjaan (ada sih beres2 rumah, tapi pagi2 juga udah kelar), aku jadi membusuk di rumah. Adikku yang kalem itu lagi sibuk ngerjain tugas sekolah, jadi tak bisa kuajak main. Malahan aku yang dari tadi dimintai bantuan olehnya. Kulirik buku “Khadijah” hadiah ulang tahun dari sahabatku, Nie. Buku itu masih tersegel rapi. Bukan aku tak mau membacanya, tapi aku berniat membacanya di bulan Ramadhan nanti. Ya Allah,,, Ramadhan akan tiba,,, apa yang harus kupersiapkan untuk menyambutnya?? Akhirnya hari ini aku ngoprek komputer seharian. Biasa, nerusin novel, nyusun blog, iseng nge-edit gambar2 lucu, bikin animasi, dengerin lagu2 anime, nonton TV (di komputerku ada program TV Tunner) cuman buat dipindah-pindahin dan nonton iklannya.

Sementara itu, dari kemarin ayahku sibuk sekali. Beliau bolak-balik bepergian. Ketika di rumah, tamu berdatangan. Kenapa coba? Ayahku adalah seorang ketua pimpinan cabang (tingkat kecamatan) suatu partai Islam. (ayahku pernah jadi caleg, tapi biasa lah,,, yang berduit lah yang menang, yaitu si “A” yang akan kuceritakan di bawah) Hari ini ada musyawarah pimpinan tingkat kota untuk memilih ketua yang baru karena ketua yang sebelumnya diberi mosi tidak percaya gara2 menyalahi keputusan musyawarah demi kepentingan keuangan pribadi. Ibuku menyuruh ayah supaya tidak ikut2an lagi dan mengundurkan diri sebagai ketua (tentunya bukan sekarang, karena situasi sekarang sangat berbahaya).

Alasan ibuku yaitu karena pada musyawarah tahun lalu, ayahku yang merupakan orang kepercayaan salah seorang pimpinan di partai itu, kita sebut saja si “A”, malah memilih saingannya “A”, yaitu si “B” sebagai ketua. Alasannya, karena kata hati ayahku, dan setelah dipikir-pikir, ayahku yang jujur itu memang tidak setuju dengan keserakahan si “A” yang juga merupakan anggota DPRD yang ternyata melakukan korupsi (sampai sekarang si ”A” belum tercium oleh KPK!) Pada awalnya ayah setuju dengan visi dan misi si “A” yang bagus, tapi ternyata orangnya “kurang berakhlak”. Selama ini ayahku memang jadi orang kepercayaannya, namun ayah tak pernah mau menerima “uang tips” darinya karena ayahku tahu itu uang haram.

Karena ayahku memilih si “B”, (dasar politik ya, pemilihan ketuanya tidak ada kerahasiaan, semua orang tahu siapa memilih siapa) si “A” yang kecewa terus menerus meneror ayahku setiap hari, mengirimkan bodyguardnya ke rumahku. Alhamdulillah Allah selalu melindungi ayahku. Ayahku tak kenapa2, hanya atribut partainya saja yang disita. Kata2 ayahku yang bijak itu selalu membuat orang lain segan kepadanya. Loyalitas ayahku itu juga tak ada bandingannya,,, aku mewarisi sifat loyal dari ayahku....

Sejak saat itu ibuku selalu wanti2 kepada ayah, takut hal itu terulang kembali. Saking khawatirnya, ibu menyuruh ayah supaya tidak hadir di musyawarah itu, dan beliau menurut. Ayah mengajakku ke rumah bibinya di Jamika qabla maghrib (kami maghrib di rumah nenek), sehingga beliau bisa punya alasan. Tapi bukan nyari2 alasan sih, kami memang ada urusan. Selain mengambil jahitan teman2ku (tiap naik kelas, seragam olahragaku ganti warna, tapi yang nyebelin, sekolah menuntut harus beli sepasang dengan celananya seharga 70ribu, sedangkan kalau ngerombak di uwakku cuman 10ribu, karena itulah teman2 menitip jahitan padaku), aku juga mau nanya2 tentang perkuliahan ke A’Aldi. A’Aldi yang pinter matematika dan sekarang kuliah di POLMAN jurusan Teknik Pengecoran Logam itu sebenarnya oom-ku, sepupu ayah, anak dari bibi ayah yang sekarang kami kunjungi. Tapi karena umur kami hanya beda 3 tahun dan waktu kecil kami sering main bareng, aku manggilnya “Aa”. Tapi pas kami tiba di rumah nenek (bibi ayahku maksudnya mah), A’Aldi ternyata lagi keluar, beliau lagi jadi panitia 17an di daerah sini. Oya, katanya A’Aldi udah ditawarin kerja di Jepang lho!

Nunggunya lamaaa banget. Jadinya aku menghabiskan waktu dengan baca koran, ada berita tentang OSN! Sayang aku gak lolos (olym fisika) di tingkat kota ke provinsi,,, tapi ada tuh temen aku yang kebawa ke tingkat nasional, namanya Yusal, dia adalah ketua FAS (Fisikawan Angkat Senjata, sebuah geng aneh yang dibentuk oleh 4 orang aneh pecinta fisika: Yusal, Aldi, Birza, dan aku, saat kami SMP dulu. FAS kini udah gak eksis -salah satu alasannya adalah karena kami berempat akhirnya hidup di SMA yang berbeda, kecuali Birza dan Yusal-, tapi semangatnya masih hidup dalam jiwa2 para pendirinya, yaitu kami berempat.) dan merupakan juara pertama MOSI Fisika tingkat SMP se-nasional. Hebat ya!! Tapi sayang tak kutemukan namanya di koran karena dia mendapat perunggu, sedangkan yang disebut di koran mah cuman yang dapat emas aja. Kalau mau tahu secara lengkap tentang FAS, tunggu aja novelku terbit ya!

Akhirnya A’Aldi (jangan ketuker dengan Aldi ‘FAS’ lho! Meskipun keduanya sama2 berkacamata dan pintar matematika,,,) pulang sambil mulutnya penuh dengan batagor. Baru juga aku nanya bagaimana masuk POLMAN, beliau langsung menjawab penuh semangat, “Gampang! Gampang banget!” dengan pipinya penuh batagor. Dalam hati, aku rada gak yakin juga dengan jawaban beliau, soalnya beliau emang pinter banget! Di POLMAN-nya aja beliau dapat beasiswa karena dapat peringkat yang baik di kampus. Tapi setelah melirikku sebentar, beliau mengusulkan, “Kamu mah mending ke POLBAN aja. POLBAN mah ngurusin industri, mesin2, dan hal2 berbau kayak gitu.” Ayahku nampak setuju, dan beliau ikut2an mengusulkanku untuk ke POLBAN ngambil jurusan komputer. Setelah itu A’Aldi ngeloyor ke dapur buat makan malam.

Tak lama kemudian kami pun pulang. Baru saja nyampe rumah, ada tamu dari partai mencari ayah. Untung saat itu ayah sedang di belakang dan motornya tadi diparkir di sudut gang dekat rumah, sehingga ibuku mencari alasan bahwa ayah sedang tidak di rumah. Memang sih berbohong, tapi ini demi keselamatan keluarga kami juga...

Kami semua baru bisa tidur setelah malam larut sekali... Padahal aku ingin cepat2 tidur karena besok sekolah....

Minggu, 17 Agustus 2008
Minggu!! Inginnya sih libur,,, Apa daya, sebagai siswa Indonesia yang baik (alah!) aku harus mengikuti upacara peringatan kemerdekaan Republik Indonesia di sekolah. Teman2 banyak yang bolos, ada yang ikut upacara di RTnya, ada yang jadi panitia Agustus-an di kompleksnya, ada juga yang males cenah. Ckckck,,,

Tapi hari ini ada yang bikin semangat! Apa coba?? Aku ikutan lomba bakiak dalam lomba Agustus-an terakhir bagi siswa-siswi angkatanku! Kemarin, temanku Chabsy yang waketu MPK itu kebingungan karena di kelas gak ada yang mau ikutan lomba bakiak. Aku dari awal ingin ikut, bahkan sudah merencanakan sejak Agustus-an tahun lalu. Tahun lalu aku gak ikutan karena terlambat mendaftar, Keduluan QQ, Phi dan Diet. Tapi aku yang pemalu masih nunggu orang lain daftar duluan, soalnya takut gak ada temen. Barulah setelah QQ mendaftar, aku pun mendaftar. Kemudian Phi mendaftar, terakhir Diet. Karena pemain bakiak hanya 3 orang, maka Diet yang terakhir mendaftar menjadi cadangan.

Selesai upacara, aku yang sepanjang upacara terhuyung-huyung dan terkantuk-kantuk (bukan karena ngantuk, tapi karena aku lagi gak enak badan, pusing. Phi yang barisnya di belakangku aja bilang kalau tadi aku keliatan kayak yang mau jatuh!) langsung berganti seragam olahraga (aslinya cuman ganti celana aja, atasannya masih pake kemeja sekolah!). Tapi QQ keliatan kayak yang setengah hati ikut lombanya, pas lombanya dimulai aja, dia menghilang entah ke mana. Jadinya aku, Phi dan Diet bertiga yang jadi tim bakiak. Lomba bakiak di 8 unik, sambil jalan kami harus ngambil permen yang dilempar panitia di sepanjang track lomba sebanyak 7 buah gak boleh kurang ataupun lebih. Babak2 penyisihan kami lalui dengan mulus. Pas babak semi-final, saingan kami lebih berat. Jadinya aku yang posisinya di depan, tergerak untuk mempercepat laju kami. Phi yang posisinya di belakangku, kecepatan sehari-harinya relatif sama denganku, sehingga dia tak ada masalah dengan percepatan ini. Kami pun kadang2 sehati, jadi tanpa dibicarakan pun kami sudah saling mengerti pikiran masing2. Tapi Diet, sahabatku ini, sehari-hari gerakannya lambat, yang kalau lomba lari selalu paling akhir, yang keseimbangannya kurang, sehingga pernah pada suatu hari dia kesenggol sedikit (asli cuman kesenggol sedikit!! Cuman kayak ditoel aja!!) dan akhirnya dia jatuh ke parit di depan kelas dengan bergedebug keras sekali, tangannya sampai luka2 berdarah-darah sampai aku ngeri. Dia gak bisa ngimbangin kecepatan aku dan Phi, dan akhirnya terjatuh ke samping kiri saat kami mencapai finish sebagai juara pertama. Kepalanya terbentur keras sekali, sehingga para guru yang menonton langsung menghampirinya (ya iya lah, Diet kan anak Pak Komar, salah satu guru senior di 8!). Setelah aku menyerahkan permen hasil ‘tangkapan’ kami kepada panitia lomba dari OSIS, aku langsung menghampiri sahabatku itu. Aku dan Phi meminta maaf karena tadi kami tiba2 mengubah kecepatan. Diet bilang dia tak apa2, cuman pusing sedikit. Aku terus-menerus berdoa dalam hati, semoga Diet gak kenapa2, soalnya tadi dia jatuh keras sekali.

Celaka! Masih ada babak final! Karena Diet masih pusing, aku mencari orang untuk menggantikannya. Tapi gak ada yang mau, semua punya seribu alasan. Bahkan ada yang balik nanya, ”Kalian teh ikutan bakiak?” sambil tenangnya ngebolak-balik majalah yang sedang ia baca. Innalillahi,,, sudah hilangkah rasa kemanusiaan dari teman2 sekelasku?? Apakah ego mereka begitu tingginya sampai bisa tak peduli seperti itu?? Tak satu pun dari mereka menghampiri Diet seperti guru2 dan anak OSIS (itu juga cuman dua orang, yang lainnya hanya melongo ngehitung permen)!! Ya Allah,,, semoga mereka semua sadar....

Terpaksa, Diet ikut lagi meskipun sudah kami (aku dan Phi) larang2. Saat lomba kami tersusul dan jadi terakhir, juga tidak sempat finish karena Diet sudah terlalu pusing. Aku dan Phi yang tak pernah suka jadi orang kalah dan tak pernah mau kalah ini berusaha menahan ego kami demi Diet. Kami pun mengalah dan menuntun Diet ke tepi, Pak Komar nampak sudah menunggu Diet, beliau baru tahu tentang jatuhnya Diet karena tadi beliau sedang sibuk di Ruang Satu (ruangan Kepsek dan Wakasek). Setelah mengobrol sebentar, aku dan Phi langsung ke tempat wudlu akhwat untuk ganti baju (sebenarnya cuman aku doang, ganti kaos). Hari ini aku dan Phi berencana ke rumah Phi untuk menonton gladi resik kabaret di komplek Phi. Diet juga kami ajak.

Rencana ini juga salah satu yang bikin aku semangat hari ini. Kata Phi, pas latihan terakhir K’Agan sempet bilang kalau latihan dengannya itu gak ada apa2, tapi kalau manajernya lebih hebat dan lebih tegas. Lho, bukannya manajernya K’Agan di Trilogi itu K’Deni?? Jangan2, hipotesisku dan Phi benar?? Semenjak kami tahu kalau K’Deni jadi juri kabaret di JFR kemarin, kami sempat berhipotesis bahwa K’Deni juga bisa melatih kabaret dan ‘lebih punya taste’. Dan Phi juga sempet denger K’Agan nyebut2 nama K’Deni. Dasar, Phi mah sepanjang latihan kayaknya cuman merhatiin si ‘Tupai Lebai’, jadi gak merhatiin omongannya. Yang bikin gladi resik ini menarik, K’Agan bilang kayaknya K’Deni hari ini bakal datang untuk ngeliat sebagus apa kabaret ini. K’Agan juga sempet bilang, “Tenang aja jangan takut, paling kalau pun ada yang dimarahi, pasti Aa-lah (maksudnya si K’Agan sendiri).” Jadi penasaran. Makanya aku langsung mengiyakan saat Phi ngajak nonton gladi resik kabaretnya. Bagaimanakah sosok sang pelatih yang ‘lebih punya taste’ dari K’Agan?

Setelah berganti baju, kami menghampiri Diet, dan kami pun pergi ke rumah Phi dengan jalan kaki. Sebelumnya kami nanya dulu ke Diet, kuat gak kalau jalan kaki, soalnya kami berdua seperti biasa,,, lagi ingin bertualang aja sekalian hemat ongkos. Diet yang terlalu baik itu mengiyakan dan dia juga bilang kalau dia mau ikut bertualang ama kita. Soalnya udah lama kami gak jalan bertiga. Akhir2 ini aku dan Phi jadi makin ‘autis’ gara2 kami berdua emang ‘rada2’.. Biasanya kalau ada Diet, satu2nya yang ‘normal’ di antara kami bertiga, dia yang ngingetin kami berdua kalau kami udah kelewat ‘autis’.

Perjalanan di Suryalaya kami anggap seperti bertualang di hutan atau gunung. Istilahnya mah, ‘Belantara Kota’. Kami jalannya nyempil2 di undakan samping got yang hanya bisa dilalui secara ‘catwalk’, kami melompati semak2 dan tunggul pohon. Diet ketawa-tawa ngeliatin kami berdua, terutama aku yang heboh. Padahal lagi di jalan raya, tapi kami nganggepnya seakan-akan di hutan! Aku ngasih saran ke Diet untuk ngelatih keseimbangan sambil jalan catwalk atau jalannya sambil ngegerak-gerakin tangan. Diet pun ngikutin gayaku yang sepanjang perjalanan gak ada diemnya. Orang2 di jalan rada2 ngeliatin kami. Tapi mungkin karena kami ini bertiga, jadi gak nampak ‘gila2’ amat. Kebayang ya, kalau aku sendirian. Hii,,, pasti langsung pada nelepon ke ‘Riau Sebelas’ karena salah satu ‘warganya’ ada yang kabur. Saking hebohnya, sampai sempet digodain sama seorang siswa SMA lain seusia kami. Kebawa autis kali ya, anak itu??

Yap! Akhirnya kami sampai juga di rumah Phi! Setelah shalat dzuhur, kami berempat (aku, Diet, Phi dan Dek Ina) langsung ke rumah kosong tea karena dari sebelum dzuhur juga udah disampeur-sampeur (temen2 kabaretnya Phi pada shalat gak sih?). Karena pelatih belum dateng, maka kami nunggu dulu di kursi di jalan komplek yang tadi dipakai ibu2 nonton perlombaan, lamaaa banget. Biar ada kerjaan, aku bawa novel Totto-chan yang kupinjam dari Lexy buat dibaca, soalnya tar autis sendiri kalau cuman ngobrol berdua dgn Diet pas nonton Phi latihan. Lagipula, aku belum tamat baca Totto-chan nya. Karena udah jam 2, maka para anak kabaret berinisiatif latihan sendiri sebelum K’Agan dateng, jadi kami pun masuk ke rumah kosong tempat latihan kabaret.

Pas latihan sendiri itu, Wildan (salah seorang anak kabaret) yang ngatur2. Aku dan Diet ketawa2 ngeliat Phi dan yang lainnya latihan. Ternyata gerakan2 yang diajarin oleh K’Agan ke mereka lumayan lucu2 dan keren2! Meskipun mereka-nya belum pada luwes,,, Eh, K’Agan nelpon T’Icha (pemeran tokoh Cinta). Di sampingku, Phi manyun2. Cemburu tuh,,, hihi... Teh Icha bilang kalau K’Agan mau dateng jam setengah 3.

Sampai setengah 3, K’Agan gak dateng2. Wah gak lucu nih, dah nunggu dari dzuhur, pelatihnya malah ngaret. Jangan2 udah kebiasaan nih, soalnya JFR kemaren aja K’Agan bilang mulainya jam 9, ternyata gerbangnya malah baru dibuka jam setengah 11. Aku dan Diet pun membusuk ngetawain Phi dan kawan2nya. Aku dan Diet semakin membusuk pula gara2 teman2 kabaretnya Phi ternyata pada ngerokok, terutama si Wildan tuh, bibirnya aja hitam banget, udah keliatan kalau dia perokok berat. Hiii,,, pencemar udara! Aku benci asap rokok! Jadinya aku dan Diet terbatuk-batuk, terutama aku, yang gak biasa banget nyium bau asap rokok karena di rumahku gak ada yang merokok. Kata ayahku, rokok bisa merusak jiwa dan raga.

Jam setengah 4,,, masih belum dateng juga ‘dua makhluk’ yang kita tunggu dari dzuhur tadi. Eh di depan ada yang parkir motor! K’Agan! Dia pun masuk sambil nenteng helm dan tas pinggangnya. Aku, Phi, dan Diet duduk di samping pintu. Pas K’Agan lewat, dia langsung senyum ke Phi dan bilang, “Hai!” Phi langsung balas dengan senyuman pula, wajahnya mulai memerah. Cie,,, Eh tunggu, asa ada yang aneh! Kok, ‘senyum tupai’nya K’Agan gak keluar ya?? Curiga ada apa2 nih,,,

Tiba2, Phi yang sedang duduk menghadap ke arah pintu yang terbuka langsung berteriak, “Her, K’Deni!” (K’Agan yang udah masuk langsung menoleh saat itu juga. Ada apa dengan A’Deni? Mungkin itu pikirnya) Hah?? Jadi si ‘Gotoh’ beneran dateng?! Aku yang kaget nahan ketawa dengan menutupkan novel yang kubaca ke wajahku. Tapi dasar kami orang histeris, pas K’Deni masuk, masih aja heboh. Beliau langsung ngeliatin karena kami duduk pas di samping pintu (sementara Phi udah kabur karena diajak duduk di samping K’Agan oleh K’Agan sendiri, Dek Ina juga, tapi Dek Ina langsung balik lagi duduk di sampingku karena dari awal juga dia keliatan kayak yang sebel sama K’Agan yang suka ngejodoh-jodohin dia dengan Akbar, salah satu anak kabaret juga). Aku dan Diet langsung ngobrol dengan Dek Ina, ngobrolin Phi yang sedang duduk berdampingan dengan K’Agan kayak penganten baru. Dua2nya malu2 dan dari tadi gerakannya samaan mlulu. Hihi,,, dua2nya nervous deh kayaknya!

Tiba2,,, “KAMU?!?!” teriak K’Deni. Aku langsung ngeliat ke arah Phi, pasti K’Deni yang sekarang duduk di dekat Phi udah mulai inget sama kami gara2 ngeliat Phi yang sebelahan dengannya.

Eh, taunya,,, Phi sendiri lagi ngeliatin aku dengan tampang aneh, kugeser sudut pandangku lima derajat,,, APA?!?!?! K’DENI LAGI NUNJUK KE ARAHKU!!! Nunjuk banget pake telunjuknya lurus-lurus ke arahku!! Aku langsung histeris dan kebawa teriak sambil terlonjak, “HAH?!?!” Semua orang di dalam ruangan langsung mengalihkan pandangan padaku dan K’Deni, sang atasannya kakak pelatih kabaret mereka yang baru pertama kali mereka lihat. Diet yang tadinya belum bisa membayangkan se’aneh’ apa K’Deni yang sering Phi dan aku ceritakan itu, akhirnya jadi tahu. Dia ikutan kaget tapi langsung jadi cekikikan...

“KAMU KAN, YANG DAFTAR COSPLAY WAKTU ITU?!?!” tanya K’Deni sok tahu seperti biasa, sambil ngeliatin ke aku, terus ngeliat ‘makhluk’ di sampingnya yang udah merah masak, Phi lagi nahan ketawa! Terus K’Deni ngeliatin lagi ke arahku. Tapi telunjuknya itu lho, masih nunjuk ke arahku dengan terang2an!! Bikin risih aja!!

Kayaknya alasan K’Deni mendadak hapal ke aku duluan, bukannya Phi yang duduk di sampingnya, gara2 waktu kami beli tiket dulu (Selasa, 29 Juli 2008), aku terus2an ‘nembal’ dan mematahkan gurauan2nya yang gak lucu karena aku menjawab dengan polosnya (inget yang dia salah ngetik kan?? Terus inget Miafi-Miabi kan??). Pokoknya, pas kami ketemu waktu itu, akulah yang paling ‘cerewet’! Jelas aja si kakak hapalnya ke aku. Tapi itu lho, kok ingetnya kami ‘daftar cosplay’?? Emang sih, waktu itu kami sempet nanya tentang keharusan memakai cosplay, kakak itu bilang, gak harus, tapi kalau ingin membaur boleh2 aja. Dan waktu itu aku langsung menggoda Phi untuk pakai dan ikut cosplay, tapi aku juga yang nge-enggak-in ke K’Deni. Cerewet banget ya, si ‘aku’ ini!

“ENGGAK!! KITA CUMAN BELI TIKET DOANG!! YA KAN, PHI?” aku mengalihkan percakapan ke Phi.

Phi malah senyum nahan ketawa dan ngomong pelan, “Iya enggak, kami cuman beli tiket aja...” K’Agan di sampingnya dan juga yang lainnya ngeliatin kami bertiga dengan cara yang aneh. Dikiranya kami lagi main ketoprak kali! Diet malah cekikikan di sampingku,,,

“Dateng pas hari apa?!” tanya K’Deni lagi, kali ini telunjuknya udah turun. Wah, ternyata ‘sang manajer ini’ ingatannya setengah2! Jelas2 kemarin aku duduk tepat di belakangnya, terus juga ‘insiden Phi’ di mana Phi sempet ‘bertatapan’ langsung dengannya, terus beliau juga sempet nunjuk2 kami pas pulang. Ckckck,,,

Phi dan aku kompak menjawab, “Hari pertama, Sabtu!” tadinya mau kami bilang kalau kami bahkan duduk tepat di belakangnya, tapi saat itu aku dan Phi bertatapan dan melakukan semacam telepati dan berkata, “Udah, gak usah dibilangin soal tempat duduk kita waktu itu, tar si ‘Gotoh’nya makin sok tahu!”

Aku udah males ngomong lagi, jadinya nerusin baca Totto-chan. Ada gunanya juga aku bawa buku ini, jadinya bisa mengalihkan perhatian dari K’Deni yang dari tadi ngeliatin aku terus kayak ngeliat makhluk Mars baru turun ke Bumi. Sementara itu Kak ‘Gotoh’ yang merasa dicuekin gitu malah menyulut rokok. Deuh, nambah polusi udara aja! Padahal yang lain udah pada berhenti ngerokok! Terus dia nanya ke Phi yang masih duduk di sampingnya, yang wajahnya udah mateng karena ada ‘Tupai Lebai’ di sampingnya yang lain, “Ikut kabaret juga?”
“Iya,” jawab Phi. Dia buru2 menambahkan, “Tapi cuman saya ajah!” Soalnya K’Deni udah mulai ngeliat ke arahku lagi, mungkin awalnya dia nyangka kalau aku ikutan kabaret juga.
“Oh,” ujar K’Deni sambil masih terus merokok.

Phi pun menghampiri aku yang mendadak serius baca dan Diet yang masih cekikikan. Dia masih nahan ketawa, tapi langsung cekikikan pas udah di sampingku. Kami keketawaan tapi masih jaim2 karena K’Deni masih ngeliatin kami. Eh, tiba2, si ‘Gotoh’ menghampiri kami, jelas aja kami langsung kaku, jaim lagi. Tapi gak tau kenapa, arah jalannya mendadak belok ke arah pintu di samping kami, dan kemudian malah diam di ‘lawang panto’. Karena tinggi, siluetnya jadi memenuhi bordes pintu.

Tiba2 dia ikutan duduk di samping Diet. Karena undakan yang kami duduki itu bentuknya melingkar, K’Deni jadi menghadap ke arahku. Beliau meni ngeliatin aku terus, jadi ‘salting’ deh! Tapi aku jadi ‘salting’ bukan karena ada ‘rasa’ ke K’Deni,,, udah aku bilang kan kalau aku orang yang loyal,,, mana K’Deni dan aku tuh beda umurnya 10 tahun!! Tapi aku ‘salting’ gara2 cara ngeliat K’Deni yang kayak cara anak TK ngeliatin badut dengan rasa penasaran yang tinggi. Emangnya aku ini badut apa?! Aku ngehilangin rasa ‘salting’ ini dengan fokus baca buku.

Mungkin karena itu, tiba2 K’Deni nanya, “Baca buku aja?”
“Tanggung nih, Kak! Dikit lagi namatin!” kataku sambil nunjukin ketebalan sisa buku yang sedang kubaca sambil senyam-senyum dikit, soalnya K’Deni nanyanya tiis.
Tiba2 dengan ‘lempeng’nya dia nanya lagi, “Apa sih, manfaatnya setelah baca buku?” Dia menunjuk pada Totto-chan yang sedang kubaca. Kami berempat (aku, Phi, Diet, dan Dek Ina) langsung tersentak. Masak udah tua gak tahu manfaatnya baca buku??
Aku bergantian memelototi K’Deni yang rada senyam-senyum dengan Totto-chan di tanganku. Sambil masih memelototinya aku menjawab, “Ya nambah pengetahuan lah!”
Kakaknya rada tergelak ngeliat ekspresiku, dia menggoda lagi sok tahu, “Itu novel cinta, kan?”
He?!?! Pantes aja, pikirannya ngeres!! Aku yakin, alisku pasti sudah mengerut saat itu dan bertemu di tengah, sehingga aku nampak seperti macan yang hendak menerkam mangsanya. Dengan kesal, kutunjukan sampul novel yang kubaca kepada K’Deni, lalu kukatakan, “BUKAN! LIHAT NIH, TOTTO-CHAN!! Isinya tentang pendidikan!!” Dan K’Deni pun mengerjap. Tak ada bahan untuk dijadikan lelucon lagi.

K’Deni masih merokok. Aku mundur dan batuk2 kecil, tapi dia gak nyadar. Terus K’Deni nanya ke kami (dari nada bicaranya, kayaknya mah ke kami, terutama aku dan Phi, tapi dia nanyanya sambil ngeliatin seisi ruangan yang sudut2nya digantungi sarang laba-laba dan debu yang tebal), “Ini rumah siapa? Baik banget dipake buat latihan.”
“Ini rumah kosong, Kak,” jawab kami kompak, tapi sambil nyuekin K’Deni juga. Akbar yang kebetulan lewat, ikut2an nimbrung dan nyaris berbarengan dengan kami menjawab, “Ini rumah kosong, Kak!”
“Kuncinya di siapa?” tanya beliau lagi (dari nadanya kayak ngomong ke aku dan Phi,,,). Akbar udah siap2 mau jawab, tapi K’Deni malah ngeliatin ke aku,,, kemudian aku yang bukan warga sini pun memandang Phi ikut bertanya, sehingga pandangan K’Deni beralih ke Phi,,, Phi yang gak tau apa2 Cuma ngangkat bahu dan geleng2 dengan tiisnya.
Akbar yang merasa dicuekin nyeletuk, “Gak ada kuncinya, Kak! Makanya kita bebas latihan di sini!”
Rada kaget juga, K’Deni jadi ngeliatin si Akbar. “Ooh,,,” gumamnya. Tapi kemudian dia ngeliatin lagi seisi ruangan dan keliatan kayak yang merinding begitu. Hihi,,, serem ya, Kak??

K’Deni ngisep lagi rokoknya dan menghembuskan asap rokok di hadapan kami saat lagi duduk sambil ngeliatin langit2 ruangan. Aku yang duduknya sudah pindah jadi di belakang Diet, batuk2 lebih keras dari sebelumnya (hiperbola banget ya?!). K’Deni kayaknya nyadar kalau aku gak suka asap rokok. Setelah ngeliatin aku sejenak, beliau kembali lagi ke habitat asalnya, ke undakan di seberang, dekat K’Agan yang kini sedang ngoprek komputer buat muterin rekaman kabaret. Oya, kabaret TAADC (Tidak Ada Apa-apa Dengan Cinta) ini katanya pernah dipentaskan di Taman Budaya beberapa tahun lalu, dan pertunjukannya sukses besar. Jangan2 pelatihnya K’Deni?? Jangan2 pemainnya K’Agan waktu masih muda?? K’Deni pun meminta anak2 supaya memainkan kabaretnya dari awal, soalnya beliau ingin lihat sejauh apa kemampuan mereka berkabaret-ria.

Ceritanya sih lucu, musiknya dan suaranya juga pas. Tapi aku ngerasa kalau akting para pemain kabaret di sini belum bener2 keluar, dan mereka bener2 gak tau dasar kabaret, buktinya dari tadi banyak terjadi blocking. K’Agan sebenernya ngajarinnya dari dasar banget gak sih? Atau karena buru2, kabaret dadakan kejar tayang, jadinya kebut latihannya? Bukannya gimana, tapi aku emang rada risih aja kalau tahu sesuatu itu harusnya kayak gimana. Aku memang bukan pemain drama/kabaret, tapi waktu SMP (SMPN 5 Bandung) aku sering banget ngadain pertunjukan drama B.Inggris, dan waktu itu ada temen yang pake pelatih drama/kabaret profesional, dia bagi2 ilmu teater yang dia dapatkan dari pelatihnya itu. Terus sempet juga aku dilatih ama pemain drama yang udah berpengalaman. Sempet dulu aku ingin ikut kelompok seni teater, tapi karena teater di SMA ternyata berlandaskan eksistensi pribadi di hadapan masyarakat kampus, aku jadi malas bergabung.

Baru juga aku berpikir gitu, K’Deni sudah memberhentikan pertunjukan sebelum seluruh babak selesai. “Cukup, cukup! Kalian belum tau dasar2 kabaret ya??” tanyanya dengan nada kecewa. “Tau blocking gak?” tanyanya lagi
Tapi semua anak kabaret menjawab dengan melongo. Beberapa ada yang agak menggelengkan kepala.
K’Deni tersenyum kecut, kemudian beliau menjelaskan tentang blocking dalam seni pertunjukan sambil mencontohkannya. Kulihat sesekali K’Deni melempar pandangan kepada K’Agan yang nampak merasa bersalah. Setelah itu K’Deni menyuruh anak2 kabaret untuk berlatih babak per babak, dan beliau akan mengoreksi tiap babaknya.

Wah, aku jadi ingat iklan suatu produk tentang Obsesi: Sutradara, versi obsesi sutradara baru yang ‘lebih punya taste’. Kini aku bisa melihat secara langsung di hadapanku, Profesi: Pelatih Kabaret, versi profesi pelatih kabaret baru yang ‘lebih punya taste’. Sepanjang latihan bersama K’Deni ini, banyak sekali gerakan dan gaya yang dipermak ulang. Dan kulihat K’Deni sering menyindir dan melirik K’Agan, sang pelatih awal yang kini mengatur pemutaran rekaman dan nampak merasa bersalah. ‘Senyum Tupai’nya tak mengembang seperti biasanya.

Pada suatu adegan, K’Deni sempat memarahi anak2, “Gerakan apaan tuh?? Untuk apa gerakan seperti itu?!” sambil melirik K’Agan. Terus pas ada gerakan yang harusnya pake musik, tapi K’Agan malah ngelamun, K’Deni ngebentak, “JAR, MUSIK!!” (pake nama formal K’Agan: Ganjar, berarti K’Deni marah banget tuh) Aku jadi kasihan ngeliat K’Agan dan anak2 kabaret dimarahi seperti itu. Ckckck, ternyata K’Deni itu seperti ini ya...

Tapi aku yakin K’Deni tegas begini demi kebaikan semua. Aku yakin banget, pastilah K’Agan itu orang kepercayaan K’Deni banget, soalnya K’Agan diminta melatih di sini itu sebenarnya oleh K’Deni yang punya saudara di sini. K’Deni marah2 kayak gitu itu supaya kabaretnya berlangsung dengan baik, dan agar K’Agan bisa melatih lebih baik lagi. Pastinya K’Deni ingin mewariskan ilmunya kepada K’Agan, soalnya K’Deni udah keburu tua! Hihi,,, Tadi aja ada ibu2 dengan anaknya yang masih balita masuk dan ngobrol dengan dia. Kayaknya kakak dan keponakannya K’Deni. Hihi,,, Phi dan aku senyam-senyum, K’Deni udah jadi ‘Oom’!

Tapi dasar K’Deni aneh (gak tau akunya aja yang aneh, ding!),,, Aku tuh kan orang yang gak bisa diem,,, Pas ada adegan yang pake lagu ‘It’s Gonna Be Me’-nya N-Sync, aku ikutan nyanyi aja sambil godain Diet. Eh, K’Deni juga lagi nyanyi. Pas lagi gitu kami saling bertemu pandang. Dingg!! K’Deni ngeliatin aku kayak yang aneh banget! Sebenernya yang ‘aneh’ siapa sih?!

Ada suatu adegan di mana salah seorang pemain tiba2 nyanyi dan joged lagu ‘Goyang Inul’. Eh, K’Deni bilang, pemainnya salah peran, karena dia gak bisa goyang dan gerakannya kaku banget (orang itu bernama Ega, tapi dipanggil Metallica oleh K’Deni gara2 dia pake kaos bertuliskan ‘Metallica’). Kami semua kaget, saking kesalnya karena si Ega gak bisa terus, akhirnya beliau yang mencontohkan! Hahaha! K’Deni ternyata bisa joged dangdut! Emang ‘lebih punya taste’ nih pelatih kabaret yang satu ini! Lebih lentur dari K’Agan! Aku gak bisa nahan ketawa, setelah menghilang di balik tembok (biar gak keliatan K’Deni), aku ketawa puas! Cuman Diet yang tau kalau aku keketawaan. Kalau tawaku udah reda, aku balik lagi ke posisi semula. Tapi karena ngeliat gaya K’Deni yang bodor, aku ‘menghilang’ lagi dan ketawa lagi. Begitulah seterusnya. Tapi meskipun udah dicontohin berkali-kali, Ega masih belum bisa. Karena itulah, K’Deni nyuruh semua anak bergoyang satu per satu untuk nyari pengganti Ega. Pas giliran Akbar, Akbarnya langsung protes, “Kak, ini juga belumnyoba goyang!” lemparnya pada Phi. Phi yang lagi ngobrol denganku terbengong-bengong karena dia sendiri gak mau kebagian peran itu. K’Deni pun ngeliatin ke kami berdua. Pas matanya bertemu denganku, seakan-akan ada telepati dan aku berkata, “Kak, jangan berani2 nyuruh Phi berperan kayak gitu deh! Temanku ini anak baik2!”
Alhamdulillah K’Deni pengertian, masak atuh Phi yang berjilbab tiba2 goyang Inul?! Dia langsung narik Akbar dan berkata, “Udah, kamu aja!” Setelah itu dia nunjuk salah seorang cowok untuk menggantikan Ega dan gak nyuruh Phi, satu2nya anak yang belum bergoyang Inul.

Pas lagi istirahat, gak tau kenapa aku malah ngeliatin K’Deni. K’Deni juga balik ngeliatin. Kayak ada telepati di antara kami. “Ih, Kakak aneh banget!” kataku.
“Kamu juga aneh, ngapain ngeliatin kayak gitu??”
“Kakak lenih aneh.”
“Ya lebih aneh kamu lah!”
Merasa capek dan burem meureun, dia pun ngelap kacamatanya. Pas kacamatanya dipasang lagi, eh, akunya masih ngeliatin. Alhasil K’Deni buang muka, dan aku yang baru sadar pun ikut buang muka. Untung aja aku ngeliatinnya gak kayak ‘insiden Phi’ yang mulutnya sampai menganga gitu.

Pas sholat ashar, Phi dan aku ke rumahnya Phi untuk sholat. Diet udah dari tadi karena dia ngerasa pusing, tak lama kemudian dia pun pulang dijemput bapaknya. Phi ganti baju dengan kaos warna hitam dan celana jeans biru, katanya biar kompakan dengan K’Agan. Ciee,,, mentang2 hari ini K’Agan pake lagi baju andalannya, kemeja hitam dan jeans cutbray warna biru!

Kami balik lagi ke rumah kosong dan aku bawa tas karena mau langsung pulang. Di sana aku bikin kakapalan karena tadi katanya mereka butuh kakapalan biar panggung gak tiis, jadi ada yang iseng lempar2 kakapalan gitu. Terus aku simpen deh di pinggir ruangan. Ceritanya mah mau jadi pahlawan secara sembunyi2 gitu... (naon seeh?) Tak lama kemudian aku pun pulang.

Segitu aja deh cerita menarikku kali ini.

Pelajaran moral yang bisa diambil yaitu, bahwa “Jangan pernah mengajak orang ’normal’ ikut serta dalam ‘kegiatan aneh’ yang Anda lakukan” karena nanti kejadiannya bisa sama seperti yang terjadi pada Diet. Pelajaran moral kedua, bahwa “‘pandangan pertama’ dan ‘kesan pertama’ bisa menyesatkan” contohnya aja, waktu pertama kali aku dan Phi bertemu K’Deni, kami kira dia orang yang sangat serius, dingin, dan formal banget. Taunya,,, Anda mungkin bisa menjabarkannya sendiri... Intinya mah,,, kita harus bisa memahami orang lain, jangan minta orang lain untuk memahami kita karena itu tandanya kalau kita egois.

Selasa, 05 Agustus 2008
Selasa,,, biasanya ada pertandungan PERSIB. Tapi gara2 ulah para bobotoh yang anarkis saat pertandingan melawan PERSIJA, PERSIB jadi dilarang bermain di Siliwangi, kalaupun iya, itu pun tanpa penonton. Ckckck,,, memang tak berperikemanusiaan ya, para oknum bobotoh yang anarkis itu. Tak berpikirkah mereka, berapa nyawa yang matapencahariannya tergantung dari “bertandingnya PERSIB di Siliwangi”?! Tapi alhamdulillah, rezeki Allah tak pernah putus. Meskipun ayahku tak ada penghasilan tetap lagi, (ingat kan, ayahku belum gajian berbulan-bulan,,,) tapi kami masih bisa bertahan hidup...

Hari ini di kelasku sedang pelajaran fisika. Seperti biasa,,, dengan terkantuk-kantuk, kuikuti materi tentang osilasi yang sedang dijelaskan oleh bapak...

Asa bodor,,, bapak guru fisika-nya terlalu pinter, jadi terkadang kata2 dan gurauannya tak begitu kami mengerti. Istilahnya, 'Lelucon Tingkat Tinggi'.

Dasar anak cowok pada jahil, diprovokatori oleh salah seorang teman sekelasku, mereka terus-terusan berteriak, "Boleh, boleh, boleh!!!" setelah bapak kembali bertanya, "Boleh, ndak?" saat sedang menurunkan rumus seperti biasa.

Karena sudah berganti jadwal pelajaran, hari ini semua mata pelajaran di kelas kami berupa eksak: Matematika, Kimia, Fisika, dan Biologi. Ada temen yang stress sendiri, sampai2 pas pelajaran terakhir, biologi, pada tidur beneran. Untungnya hari ini biologinya cuman presentasi praktikum ajah.

Ada lagi yang tingkat stress-nya di bawah para makhluk yang tertidur itu, pas waktu istirahat tiba2 nyodorin buku tulisnya padaku. "Ra, tolong bacain minat dan bakatku donk, terus minta tolong cariin pilihan jurusan yang tepat untuk kuliahku nanti ya!!" itu katanya. Pasti yang belum tahu pada bertanya-tanya kenapa ya???

Alhamdulillah aku lumayan pandai dalam hal grafologi, yaitu suatu ilmu cabang dari psikologi untuk membaca kepribadian seseorang melalui tulisan dan tanda tangan. Gak tau kenapa, aku langsung lumayan mahir setelah mempelajarinya dalam waktu tiga hari. Kemungkinan bakatku ini berkembang dari kebiasaanku yang suka merhatiin sesuatu sampai sedetail mungkin, jadinya insya Allah aku bisa ngebandingin dan membedakan tulisan dua orang yang berbeda, yang padahal menurut orang lain bentuk tulisan kedua orang tersebut identik satu sama lain. Karena kelebihanku yang satu ini, di kelas aku sering jadi tempat konsultasi dari mulai masalah sekoah, kuliah, orang tua, sampai pacar,,, ckckck... Namun sejak kelas tiga ini, jelas aja temen2 pada konsultasinya mengenai perkuliahan.

Gara2 satu temenku yang agak stress itu tiba2 konsultasi di saat aku sedang anteng2nya ngobrolin anime dengan temanku yang lain, teman2 yang berjejer duduk di belakangku langsung teringatkan mengenai kelebihanku dan langsung mencari-cari buku tulis yang sudah ditulisi kemudian ditumpukan oleh mereka di hadapanku. Aku bergurau pada mereka, "Kalau di Psikolog yang asli, sekali baca tulisan, bayar Rp 300.000,00 lho..." Mereka semua langsung pada melongo,,, "Eh, bercanda!!" tukasku cepat 2... Waduh,,, susah juga nih bercanda di hadapan orang2 stress, lama2 malah aku yang stress sendiri...

Dengan gaya ala seorang psikolog, aku melayani keluhan2 mereka semampuku.

Aneh,,, Jika ibunya Andrea Hirata mengklasifikasikan tingkatan 'penyakit gila', maka aku dan Phi mengklasifikasikan 'keanehan' seseorang. Saat ini posisi 'teraneh' masih ditempati oleh diri kami sendiri. Namun Phi berbaik hati menempatkan posisi 'aneh'nya di bawahku (naon seeh??).

Aku yang sering jadi tempat konsultasi minat dan bakat ini belum menemukan minat dan bakat yang paling tepat denganku!!! Entahlah, tapi aku gak begitu bisa baca tulisanku sendiri. Bukan maksudnya saking jeleknya tulisanku jadinya malah gak kebaca, tapi terlalu banyak hal2 yang tak kumengerti tentang diriku sendiri. Aku masih mencari jati diriku sendiri,,,

Di saat teman2 lagi sibuk2nya les dan macem2, aku malah lagi anteng2nya main2, berpetualang, lagi mencari yang paling pas untuk masa depanku, bolak-balik ke warnet nyari info perkuliahan dan beasiswa, pergi ke festival Jepang buat nyari2 info tentang Jepang juga, jalan2 buat menyejukan hati dan pikiran, atau diem di rumah, buat nyusun novel dan blog...

Aku sudah me-list pekerjaan apa saja yang menarik minatku:
1. penulis (tapi aku suka males kalau udah stuck, atau kalau komputerku udah error)
2. editor majalah/media cetak (tapi aku suka sok ngatur dan rada otoriter)
3. desainer grafis (tapi aku suka sok tahu dan kadang2 lebai, sehingga malah mendzalimi komputerku dan juga kertas2 di hadapanku)
4. guru fisika (tapi aku suka ketiduran pas pelajaran fisika kelas 3 SMA,,,)
5. guru matematika (tapi aku suka keasyikan ngerjain rumus2 dan soal2 sendiri, terus gak bisa menerangkan ulang ke orang lain)
6. guru TIK (tapi aku bisa jadi contoh yang buruk bagi murid2ku dalam mengoperasikan komputer, karena aku suka bereksperimen 'aneh')
7. event organizer (tapi aku suka mau menang sendiri, jadi pasti pas nyari2 sponsor gitu susah buat diajak kompromi)
8. pelatih kabaret (tapi aku yang sok ngatur dan lebai ini pemilih dan perfeksionis luar biasa, pasti kerjanya ngerepotin orang2)
9. programmer (tapi dari pengalaman eksperimenku, udah kebayang pasti aku nyiptain program2 aneh yang tidak dimengerti baik oleh bahasa komputer maupun bahasa manusia!)
10. psikolog (tapi aku ini impulsif/moody, kadang2 ingin sendirian dan gak mau denger omongan orang lain)
11. ilmuwan (aku emang suka bertualang dan bereksperimen, tapi aku gak pinter bicara di depan orang banyak untuk mempresentasikannya)
12. pendaki gunung (aduh, aku yang gak kuat dingin gini, ngapain jadi pendaki gunung??)

Jadi yang mana atuh ya???

Karena itulah doaku selalu, "Ya Allah, hanya Engkaulah yang paling mengerti tentang diriku. Maka tunjukkanlah dan berikanlah apa yang menurut-Mu terbaik untukku... Aamiin..."

Stroom designed by ZENVERSE Converted to Blogger Templates and Blogger Themes for Cinta | Discount Watch