Pengalamanku Mencari Tiket Trilogi

Selasa, 29 Juli 2008
Hari ini, hari teraneh dalam hidupku. Entah kenapa, ceritaku hari ini berjalan seperti cerita dalam kartun. Tahu gak kenapa? Hehe,,, pasti penasaran kan?

Hari ini di sekolah berjalan seperti biasa. Hari Selasa, harinya anak IPA, semua pelajaran IPA memiliki jam di kelasku pada hari ini. Fisika, Matematika, Kimia, dan Biologi. Bau rumus!! Tapi gak tahu kenapa hari ini ngantuk banget, pas guru nerangin aku hampir-hampir ketiduran. Anehnya, catatanku lengkap dan lumayan rapi (lumayan, karena tanganku sakit lagi,,, sekarang pun, saat ngetik wacana ini, tangan kananku kesemutan luar biasa,,, perjuangan yang bikin cangkeul!!), dan pada saat latihan soal-soal, aku gak terlalu kesulitan. Lucunya saat sedang nanyain soal ke teman di belakangku, aku ketiduran,,, hehe... Kedua teman yang duduk di belakangku itu malah melirikku sejenak lalu kembali asyik ngoprek rumus, gak ngajak-ngajak. Lima menitan kemudian gak tahu kenapa, tiba-tiba tersentak bangun dan buka kalkulator buat ngitung tekanan osmotik yang ditanyakan di soal... Hehe,,, jangan heran ya, kalau aku ini memang rada aneh,,,

Mungkin teman-teman dekatku sudah pada tahu, kalau aku itu suka ketiduran di kelas,,, Gak tahu kenapa, padahal tidurku semalam cukup, memang mataku saja yang cepat lelah. Tapi insya Allah, telinga, tangan dan otakku masih berjalan dalam tidur yang aneh itu. Lebih anehnya lagi, catatanku saat tidur sering lebih rapi dibandingkan saat aku mencatat di kala sadar 100%!! Aku gak pernah ketahuan gara-gara saat tidur itu tanganku mencatat materi yang sedang disampaikan guru,,, Hebat ya?!!

Jam pelajaran terakhir itu Bahasa Inggris, tukang nyelip aja di hari IPA ini. Gurunya guru jadul yang kalau ngomong kadang suka gak nyambung sama kami para muridnya, dan kadang-kadang lupa sama ucapannya sendiri. Baru kali ini aku dapat guru kayak gitu,,, Dari dulu,,, dari SD sampai kelas dua SMA alhamdulillah aku selalu dapat guru B. Inggris yang aktif dan benar-benar bisa menyemangati para muridnya untuk belajar, berkompetensi, dan bersaing di kelas. Tapi sekarang,,,
Ah mulai gak nyambung,,, mari balik lagi ke pelajaran B.Inggris kelas XII SMA!! Hari ini Ibu Guru B. Inggris gak masuk kelas. Kami sekelas menanti-nanti kehadirannya sampai berganti jam pelajaran sambil nonton beberapa teman sekelas yang sedang main basket (deu,,, mentang-mentang kelas XII letaknya di depan lapangan basket!!) dan juga nonton KM kelas XII IPA 6 yang dibanjur teman-teman sekelasnya dan diciumi para guru gara-gara hari ini dia ulang tahun. setelah jam pelajaran berganti dan beliau tak kunjung datang, kami sekelas kompakan langsung pulang (padahal masih ada jam B.Inggris 1 jam lagi! Tapi daripada membusuk nungguin guru yang gak akan dateng juga, mendingan pulang!).

Aku dan sobatku, Phi, sepakat pergi ke sekretariat Trilogi buat beli tiket J-Fest. Tadinya mau pergi bertiga dengan Diet, sayangnya dia ada les hari ini (Hampir semua teman sekelasku ikut les menjelang kelas XII ini. Aku sih nggak, malahan aku ngajarin les buat anak SD. Lumayan buat nambah uang saku! Temen2ku mah tidak menikmati hidup ya!). Dengan semangat 45, aku dan Phi sepakat berjalan kaki ke sekretariat Trilogi, alamatnya di Jalan Pelajar Pejuang 45 no. 72. Lumayan dekat sih (lumayan!!!). Di jalan, ada orang naik motor manggil Phi. Kami berdua cuek dan malah ngomong, "Kayak ada yang manggil, tapi mungkin cuma perasaan aja."
Lalu seorang satpam memanggil kami, "Dek, itu dipanggil!" Phi dan aku menengok ke belakang.
Phi bilang, "Kayak kenal."
Aku langsung berkata, "Lho, bukannya itu Adit? Masak gak hapal ama temen sendiri?!"
"Oh, iya itu Adit!!"
Kami pun menghampiri Adit dan teman yang sedang diboncengnya yang telah menepi. Kami mengobrol sebentar.
Adit nanya, "Kalian ngapain jalan kaki?"
"Oh, kami mau beli tiket J-Fest di Jalan Pelajar Pejuang." Adit memandang kami berdua dengan aneh. Mungkin dia berpikir kami ini aneh karena dengan rela jalan sejauh itu demi beli tiket J-Fest, padahal angkot berseliweran di jalan Buah Batu ini. Hehe,,, biasa,,, hemat ongkos!! Temannya Adit antusias bertanya soal J-Fest itu. Setelah kami berpisah, Phi bercerita bahwa Adit kurang suka anime dan J-Fest, sedangkan temannya Adit, Dyah, antusias sekali. Pantas saja dari tadi Adit memandang aneh pada kami. (N.B. Adit itu akhwat, jangan salah paham ya,,,)

Perjalanan pun kami lanjutkan, iku ze!! Kami serasa bertualang di tengah kota! Lewatlah kami di depan Pelajar Pejuang 45 no. 72. Tapi kami ragu saat mau nyebrang. Kenapa coba? Karena alamat itu ternyata adalah lokasi Rumah Makan Padang Sederhana Bintaro!! Dasar kami malu bertanya,,, kami meneruskan perjalanan mencari gedung no. 73, siapa tahu kemarin salah baca di posternya!! Benar-benar petualangan alias pencarian alamat yang aneh, mau nanya ke Pak Polisi, malu, lagian itu Bapak Polisi matre yang lebih suka sidang di tempat sambil minta 'uang pengertian'! Ternyata, Pelajar Pejuang 45 no. 73 itu letaknya hampir di ujung dekat Jalan Laswi! Jauh banget!! Semangat masih mengebu-gebu! Tapi saat kami tiba di lokasi, ternyata gedung itu kosong dan di terasnya ada orang gila sedang tidur!!! Hiii,,, buru-buru kami balik lagi!! Berarti memang gedung no. 72!!! Harusnya kami bertanya karena di atas Rumah Makan Padang itu masih ada dua tingkat lagi bangunan. Baru kali ini Phi dan aku bisa benar-benar merasakan pepatah, "Malu bertanya sesat di jalan!!" padahal aku dan Phi punya motto andalan, "Lebih baik malu daripada malu-maluin!!", sebuah motto untuk ngeles dari Diet yang selalu kami mintai tolong untuk bertanya atau menyampaikan sesuatu pada orang lain karena kami malu.

Kami pun menyebrang dan menyusuri jalan kembali ke R.M. Padang itu. (kalo gak nyebrang, malu!! Tar kami ketemu lagi dengan para pedagang kaki lima yang dari tadi ngeliatin kami yang kepayahan mencari sekretariat Trilogi!!) Kami pun kebingungan setelah tiba di R.M. Padang itu. Tidak ada poster atau keterangan apapun yang menunjukkan adanya sekretariat Trilogi di situ. Hanya ada keterangan bahwa di lantai dua gedung itu adalah tempat latihan fitness!! Seperti biasa, karena sama-sama pemalu, aku dan Phi saling melempar tugas untuk bertanya pada seseorang di situ (seorang pegawai restoran yang lagi istirahat sambil ngerokok di teras R.M.). Lamaaaa banget kami berdebat,,, akhirnya diputuskan: aku yang menyapa bapak pegawai itu, dan Phi yang bertanya tentang sekretariat Trilogi. Tapi karena capek setelah berjalan selama setengah jam lebih, kami diam dulu sambil diliatin sama bapak tadi dan pegawai R.M. lainnya juga pedagang kaki lima dekat situ (duh, malu!!). Akhirnya, kami jalankan tugas kami masing-masing. Bapak tadi cuman bilang, "Oh, Trilogi di lantai tiga, naik tangga ini!" sambil menunjuk tangga di belakangnya. Deuh,,, coba kami nanya dari tadi!!

Terseok-seok kami menaiki tangga itu, kami melewati sanggar fitness dan menemukan poster Trilogi di samping tangga berikutnya. Alhamdulillah, kali ini kami tidak salah!!

Eitts, jangan beranjak dulu, karena petualangan kami belum berakhir!!

Di ujung tangga, kami lihat ruangan sekretariat Trilogi (ada tulisannya!!). Tapi di dalamnya hanya kami lihat seorang cowok SMA seusia kami sedang duduk sambil main HP. Dia hanya melirik sebentar saat kami tiba. Eh, di depan ruangan itu ada satu kursi. Kebiasaan malu bertanya kami kumat lagi!! Kami berdua duduk di satu-satunya jursi di depan ruangan itu. Beberapa saat kemudian,,, (beberapa saat yang lumayan lama!) cowok itu pun bertanya kepada kami dengan nada yang datar tanpa rasa bersalah sama sekali, "Mau beli tiket atau mau cari informasi?" He,,, kukira dia juga tamu yang sedang nunggu seperti kami, ternyata dia anggota Trilogi!! Dasar!!!
Malu-malu, kami pun menjawab, "Mau beli tiket."
Cowok itu langsung bilang, "Oh, langsung masuk aja ke dalam!" He?! Kami baru menyadari, ternyata di dalam ruangan itu ada satu ruangan lagi!! Aduh, coba kalau dari tadi nanya!!! Jadi merasa bersalah banget deh,,,

Kami pun masuk ke ruangan berikutnya, ada seorang pemuda berkacamata yang rada sipit, mirip-mirip orang Jepang gitu deh,,, kayak vokalisnya Asian KungFu Generation, tapi lebih cakep dan lebih kurus kakak ini. Kakak itu lagi duduk di balik meja kerjanya menghadapi komputer yang sedang menyala,,, Kirain orangnya bakalan gimana,,, eh ternyata,,, (simak aja ya!!)

"Mau beli tiket ya?" kata kakak itu sambil senyam-senyum. Kayaknya dari tadi dia udah tahu kami ada di situ dari tadi!
"Iya," kata Phi.
"Dari mana?" (maksudnya asal sekolah kami!)
"Dari 8," jawabku dan Phi.
"Di 8 ada poster acara kami gak?"
"Enggak."
"Oh, memang sih. Saya udah sering ke 8, tapi gak pernah ketemu dengan anak Jepangnya (ekskul Jepang maksudnya mah). Di 8 ada ekskul Jepangnya gak?"
"Ada."
"Oh, ada. Apa namanya?"
"J-Guild."
"Eh, mau beli tiket yang mana? Hari pertama 20 ribu, hari kedua 25 ribu. Tapi kalau terusan 40 ribu."
"Satu aja, yang hari pertama." kemudian kakak itu menyerahkan tiket sambil menjelaskan fungsi lain dari tiket itu, yaitu sebagai kartu suara untuk memilih juara untuk lomba di J-Fest itu.
"Gak ada posternya yah,,, Padahal saya udah sering ke 8, tapi gak pernah ketemu dengan anak Jepangnya (ekskul Jepang maksudnya mah). Kalian anggota Jepang bukan?" gumam kakak itu.
"Bukan."
"Tahu dari mana tentang acara ini?" sambung kakak itu.
"Dari Garuda FM. He,,," (Ketawa kami dimaksudkan untuk mencairkan suasana. Nyadar gak, pertanyaannya monoton, kakaknya nanya, kita jawabnya pendek-pendek dan polos? Dan kakak itu selalu mengulang-ulang bagian, "gak sempet terus ketemu anak Jepangnya. Dan juga...")
"Kalian anggota ekskul Jepang bukan?"
"Bukan."
"Oh,,, ini saya buatin surat undangan untuk ekskul Jepangnya y? Gapapa kan nitip? Mumpung sempet. He,,," (kakak itu juga ketawa untuk mencairkan suasana kayaknya mah. Tapi sayang, kami capek, habis jalan kaki tiga kilometer, Kak!) Kami pun menjawab dengan ngangguk-ngangguk.
"Kak, kalau datang ke acara itu, harus pake cosplay gak?" tanya Phi.
"Gak juga, kalau gak ikut lombanya mah. Tapi kalau ingin membaur, sebaiknya pake yang bernuansa Jepang-an gitu,,,"
"Ooo,,,"
"Eh, sekretariat ekskul Jepang di 8, di sebelah mana sih?" tanya kakak itu.
Aku dan Phi saling berpandangan. "Gak ada," jawab kami sambil geleng-geleng. Kakak itu nampak heran,,,
"Oya, apa nama ekskul Jepang di 8?" tanya kakak itu lagi.
"J-Guild," kataku. Kakak itu pun mengetikkan beberapa huruf.
"Nulisnya Je-E gitu?" tanyanya sok tahu.
"Bukan. J - strip - Guild."
Kakak itu senyam-senyum lagi "Guild (terdengarnya begitu) teh artinya kesalahan, kan?" tanyanya makin sok tahu. He? Kok perasaan, aneh ya? Kulihat hasil ketikan di komputernya, ternyata dia menulis, 'J-GUILT', pantes aja!!
"Bukan pake 'T', tapi pake 'D'. J-GUILD!" tunjukku.
"Oh, maaf." Dia langsung mengganti tulisan di komputernya dan melanjutkan pengetikan.
Aduh,,, kakiku sakit banget, udah gak ketahan lagi buat berdiri. Di ruangan itu tinggal sisa satu kursi yang berhadapan dengan kakak itu. Aku pun duduk sambil berkata, "Phi, sakit kaki nih!"
"Sama," kata Phi sambil duduk di sebelahku. Sehingga kami berdua berdesakan duduk berdua di kursi satu-satunya itu.
Setelah kami berdua duduk, kakak itu melirik sebentar pada kami. Tiba-tiba dia berkata, "Silakan duduk, kursinya hanya satu!" Telat tuh, kami udah tau! Udah duduk malah! Aku gak kuat nahan ketawa, jadinya cekikikan di balik punggung Phi, Phi sendiri senyam-senyum. Kakak itu juga senyam-senyum, mungkin merasa gurauannya lucu. Tapi maaf Kak, saya menertawakan sikap kakak yang aneh!!

Cowok yang tadi ada di depan masuk dan bertanya, "Kak, besok libur kan? Libur apa?"
"Iya dong. Libur Isra Mi'raj!" jawab kakak itu dengan logat yang diArab-Arabin sambil senyam-senyum. Phi dan aku juga ikut senyam-senyum.
"Oh, iya. Kalau gitu saya pulang duluan ya! Yuk!"
"Yok!" Dan pulanglah cowok SMA itu.
Hening sejenak.
"Oya, kalian kan tahu acara ini dari Garuda FM. Itu siarannya jam berapa ya?"
Gubrak!! Itu kan salah satu sponsor acara ini, jadi mestinya kakak ini sebagai panitia tahu donk! "Jam 7, Kak."
"Oh, jam 7 pagi. Hari apa aja siarannya?"
"Bukan, jam 7 malam! Hari Minggu malam!" jawabku agak kesal, tapi sambil senyum-senyum juga sih. Habis kakaknya aneh!
Eh, kakak itu malah melongo melihatku. Kemudian bergumam, "Oh,,,"
"Kemarin disiarin yah? Makanya kalian ke sini?" tanyanya lagi.
Phi yang sudah dua minggu tidak mendengarkan radio melirik padaku. "Iya, tapi kita udah lama kok tahunya. Soalnya di Garuda udah dikasih tahu sejak dua minggu yang lalu," jawabku. Kakak itu bergumam lagi sambil ngangguk-ngangguk.
Oya, aku jadi ingat siaran Garuda dua minggu yang lalu. Aku iseng nanya, "Kak, katanya J-Fest tahun depan mau tingkat internasional ya?"
"Oh, iya!" jawabnya antusias. Tapi tiba-tiba dia keliatan sedih, "Tapi kita butuh doa dari kalian semua,,, karena acara ini kan lumayan besar. Kita kan gak kayak klub Jepang yang lain, kita mah gak punya sponsor tunggal. Jadi untuk bikin acara beginian kita harus usaha sendiri, mulai dari nol,,," Eh, kakaknya malah jadi curhat...
"Ya,,, semoga sukses deh, Kak."
"Aamiin."
"Yah,,, tahu kan, kalau klub Jepang yang punya sponsor tunggal itu ngadain acaranya di mall-mall. Kalau kita mah asli, yang alami aja, di Taman Budaya." Asli nih, si kakak beneran curhat,,,
"Oya, 8 juga kemarin bikin acara kan?" tanya kakak itu.
Lupa-lupa ingat,,, eh, jangan-jangan Bazaar 8: PANKREAS,,, Takut salah, kutanya, "Acara yang mana, Kak?"
"Itu, yang dibatalin,,,"
"Oh,, Bazaar!" jawabku dan Phi kompak. "Iya, kenapa gitu, Kak?" tanyaku.
"Yah,,, sebenarnya acara kita ini juga hampir dibatalin... Gara-gara kasus AAC waktu itu,,," kakak itu bergumam lagi,,, kami cuman manggut-manggut aja.
"Eh, kalian kelas satu atau dua?" tanya kakak itu.
Kami termenung sesaat, aku pikir kakak itu mungkin menganggap kami kelas satu atau kelas dua SMA gara-gara murid kelas tiga terlalu sibuk untuk mengikuti acara ini. Kami pun menjawab, "Kelas tiga!"
Kakak itu terdiam sesaat, dia terheran-heran nampak tidak percaya, "Kelas tiga?! Kok badannya kecil-kecil yach?!" Waduh!!! Kami dibilang kecil!!! Aku gak bisa nahan ketawa lagi, dan terbahak-bahak di belakang punggung Phi!! Phi juga tertawa, sambil menutup mulutnya dengan tangan.
Kakak itu tersenyum merasa bersalah, "He,,, maaf. Kirain kelas satu atau kelas dua. Biasanya kan anak kelas tiga SMA badannya gede-gede kayak..." Biasalah, kakak itu bergumam lagi kalau sedang merasa bersalah. Suaranya semakin mengecil, sehingga di akhir kalimat aku tidak tahu dia berbicara apa lagi.

Kakak itu kemudian berdiri mengambil hasil print suratnya. Kemudian dia menyerahkan daftar nomor kepada Phi. (Oya, yang beli tiket itu cuman Phi, aku belum minta izin ayah!) "Ini, kalau beli tiket dapat bonus perdana Hepi. Silakan pilih di daftar ini." Sementara kakak itu sedang memilah-milah surat untuk dititipkan kepada kami.
Eh, ada tamu lagi. tapi kayaknya mah anggota Trilogi. Dua orang cewek SMA menyapa kakak itu kemudian duduk di depan.
Beberapa lama kemudian, Phi pun berhasil menemukan nomor perdana yang menurutnya bagus. "Yang ini, Kak. Nomor 4."
Kakak itu menerima daftar itu dan memperhatikan nomornya lumayan lama. Tiba-tiba dia berkata, "Eh, maaf lupa! Pilihnya yang di tumpukan ini aja!" sambil menyerahkan tumpukan starter pack Hepi. "Yang ini udah ada yang mesen dari grup... apa ya? Lupa,,," gumam kakak itu lagi.
Kasihan Phi, dia harus memilih lagi. Padahal sudah susah payah mencari nomor yang cantik. Aku cekikikan di sampingnya, dan dia memandang jengkel padaku. Aku tahu dia tidak kesal padaku, tapi pada kakak yang aneh itu! Phi pun akhirnya memilih salah satu starter pack di tumpukan itu. Kakak itu sedang memasukkan surat ke dalam amplop. Saat mau mengecap, eh, tinta capnya habis! "Gapapa ya..." katanya. Lalu dia bingung mencari pulpen, sehingga meminjam pulpen Phi untuk menandatangani amplop itu, biar autentik gitu loh!

"Eh, doain ya. Insya Allah tamu untuk taun depan, kita bakalan ngundang Miafi," kata kakak itu sambil senyam-senyum gak jelas. Kami berdua hanya melongo tapi ngangguk sok ngerti, kayaknya aneh deh kalau diliat. Hehe,,,
"'Miafi' lho, pake 'F', bukan 'Miabi'," sambung kakak itu sambil cekikikan sendiri.
"'Miafi', 'Miabi', apaan tuh, Kak?" tanyaku polos. Kakak itu langsung berhenti ketawa. Kayaknya dia sedang bergurau, tapi kita mah gak ngerti!
"Tapi kalau Hyde tau kan?"
Aku dan Phi yang sama-sama suka L'Arc~En~Ciel (Laruku) langsung jawab, "Tahu dong!" Kakak itu pun manggut-manggut nampak serius lagi.
"Iya, itu sama kayak Hyde, artis Jepang gitu," gumamnya serius.
Aku dan Phi senyam-senyum, "Kak, kita mah pengennya ketemu artis Death Note..." (dengan nada suara riang, jangan dianggap serius). Baru mau kuteruskan, bahwa aku ingin ketemu Kenichi Matsuyama. Tiba-tiba...
"Punya akses?" tanya kakak itu dengan serius, super tiis, tatapan penuh harap, dan secara tiba-tiba...
Kami berdua tersentak kaget!! Lagi bercanda gitu, tiba-tiba kakak itu nanya dengan serius dan penuh harap. Bayangin donk!! Gimana aku dan Phi yang histeris ini gak shock!! Kagetnya teh ampe setengah lompat! Kakak itu melihat kami tersentak, malah ikut-ikutan tersentak juga! Suasana yang aneh! Baru kali ini aku nemu orang seaneh kakak ini!
Kami pun saling berpandangan dan menjawab polos, "Gak punya..."
Suasana hening kembali...
"Nyari di internet juga susah, Kak!" kataku sambil tersenyum. Ceritanya biar gak tiis kayak barusan...
"Iya sih, memang susah... Hehe..." kakak itu juga ikut-ikutan senyum. Aku dan Phi jadi cekikikan lagi...

Beliau pun menyerahkan amplop itu pada kami. "Punten nitip ya, padahal saya udah sering ke 8, tapi gak pernah ketemu dengan anak Jepangnya. Gapapa kan?" katanya sambil senyam-senyum. "Lumayan, pahala,,," yah, setidaknya kata-kata yang ini membuat kami sumringah. "Gapapa kan, kalau kalian ke sekolah lagi?"
"Kami memang mau ke sekolah lagi, kok!"
"Oya, sekalian atuh, tolong kasih tahu temen-temennya juga kalau mau beli tiket, cepet-cepet aja ke sini. Takutnya kalau beli di sana malah kehabisan... Tau kan di Taman Budaya..." Biasa, menggumam lagi, jadi kata-kata di akhir kalimat tidak terdengar.
"Ya, makasih Kak. Kami pamit duluan ya!"
"Yuk, sampai berjumpa di Taman Budaya ya!" Kata kakak itu sambil tersenyum.

Saat kami tiba di pintu keluar, sayup-sayup terdengar kakak itu bertanya tentang pulpen, dan siswi SMA yang tadi menjawabnya. Yah, karena kami rasa kami sudah tidak ada urusan di sini, kami pun pulang.
Di perjalanan menuju sekolah kami terbahak-bahak mengingat kakak yang barusan, dan juga kami tertawa karena dari tadi kami mengobrol begitu akrabnya, padahal kami berlum berkenalan dengan kakak itu. Setelah berjalan cukup jauh, sampai di dekat Horison saat mau naik angkot (capek sih, kalau jalan kaki lagi!), Phi tiba-tiba ingat sesuatu, "Eh, pulpen aku ketinggalan!! Tadi dipinjem kakak yang tadi buat tandatangan!!" kami berdua pun terbahak-bahak lagi.

Sampai di sekolah, kami berdua bingung. Selain karena J-Guild tidak punya ruangan khusus, kami pun tidak mengenal ketuanya. Aku malah bertemu dengan ketua 8EnglishClub (8EC, baca: Eight-Ti-Si). Aku tanya saja siapa ketua J-Guild padanya. Tapi tetap saja, meskipun tahu namanya, kami tidak tahu orangnya. Tapi di lapangan parkir kami bertemu dengan seseorang, kalau tidak salah itulah ketua J-Guild! Dasar pemalu, karena takut salah orang, kami tidak bertanya.

Kami pun ke sekre DKM untuk rapat evaluasi rihlah kemarin. Alhamdulillah, ada Masty! Kami serahkan surat itu padanya karena dia anggota J-Guild... Trus pas aku nyeritain pengalaman kami di sekre Trilogi barusan kepada JenQ, dia tertawa terbahak-bahak. Dia juga memberitahu kami, kenapa kakak yang tadi senyam-senyum pas ngomongin 'Miafi' dan 'Miabi', karena 'Miabi' itu artis p*rn* dari Jepang!! Untung tadi kita gak tau!! Kayaknya kakak yang tadi nganggep kita bakalan mikir yang ‘ngeres’, padahal kita gak tahu apa-apa!!! Hahaha!!!!

Berakhirlah petualangan aneh kami hari ini,,,
Siapa ya, nama kakak yang tadi? Jadi penasaran,,,

Posted by Ra_Bgtz @ Jumat, 01 Agustus 2008 0 comments

Share This Post

RSS Digg Twitter StumbleUpon Delicious Technorati

0 Comments

No comments yet. Be the first to leave a comment !
Next Post
Stroom designed by ZENVERSE Converted to Blogger Templates and Blogger Themes for Cinta | Discount Watch